Monday, May 31, 2021

I Kissed My Girlfriend's Little Sister : CH 13 GLOOMY x WEEKEND


[TN: Shigure’s POV]

"Kalau begitu aku pergi."

"Ya, semoga berhasil Onii-san!"

"Hm"


Dia mengangguk sedikit karena malu, dan pergi.


Aku melambai saat dia pergi sampai pintu tertutup.


Dia tampak mengantuk.


ku kira itu karena panggilan dari Nee ~ chan.


Kemarin, Aku tidak mendengar dengkurannya sampai jam 03:00 pagi.


ku kira dia terlalu gugup untuk tidur.


"Sekarang…"


Setelah mengantarnya pergi, Aku pergi ke dapur.


Aku harus menyiapkan makan malam untuknya.


Dia akan makan siang dengan Nee ~ san, jadi mungkin dia akan pulang pada malam hari.


Jelas dompetnya tidak cukup tebal untuk makan di luar dua kali sehari.


Nah, menu hari ini adalah sayur tumis.


Aku akan memberi pasta cabai Cina untuk menutup kurangnya daging.


"Fuwa…"


Aku menguap di tengah memasak.


Aku memeriksanya, apakah dia sedang tidur atau tidak. Karena tadi malam kami bertengkar saat makan malam.


Aku tidak menyerah saat aku harus menyerah dan Aku sadar bahwa Aku terlalu banyak bicara.


Aku tahu Aku melukai harga dirinya.


Tapi Aku tidak mundur karena dia membutuhkan tendangan keberanian. Dia memaksa Nee~chan untuk menelepon setelah itu semua.


Dan kemudian dia mendorongku ke bawah.


Aku sudah punya rencana untuk menghadapinya.


Aku berolahraga dan pandai berkelahi.


Tapi…


Begitu dia mendorongku ke bawah, Aku tidak bisa menahan diri.


Aku tidak takut.


Tapi ada perasaan yang aneh.


Aku tidak bisa menggambarkan momen itu.


Aku mengharapkan reaksinya.


Aku berpikir: Jika Aku tetap diam, seberapa jauh dia akan bertindak?


"..."


Aku sangat menyadari perasaanku terhadap kakak laki-lakiku, Hiromichi Sato.


Aku tidak tahu kenapa, tapi saat aku melihatnya untuk pertama kali, jantungku berdegup kencang.


Aku suka bagaimana dia memaksa dirinya untuk memanggilku dengan namaku sebagai tanggapan atas komplainku.


Cara dia mencoba yang terbaik untuk tidak menggangguku meskipun dia buruk saat bekerja.


Setiap kali kami saling bermain, Aku suka keputusasaannya yang lucu untuk bertindak sebagai kakak laki-lakiku.


Meskipun kami kakak beradik, kami hanya mengenal satu sama lain selama sekitar satu bulan.


Jadi, tidak mungkin bagiku untuk melihatnya sebagai saudara.


Aku merasa dia lebih dari sekedar keluarga bagiku...


Sejujurnya kami, kembar yang cukup gila.


Tidak hanya, kami memiliki penampilan yang sama, tetapi juga gaya rambut, parfum, dan bahkan perasaan untuk pria yang sama.


Tapi perasaan ini tidak akan pernah mengarah pada cinta.


Meskipun dia adalah saudara tiriku, dia tetaplah kakak laki-lakiku, dan juga pacar dari kakak perempuanku.


Tidak mungkin dia jatuh cinta padaku.


Tidak mungkin...


Apa yang ku lakukan kemarin adalah hal yang mendadak.


"Mungkin aku takut?"


Bagaimanapun, Aku tidak bisa berbuat apa-apa tentang hal itu.


Aku akan lebih berhati-hati mulai sekarang.


Kukira (ketakutan) ini hanyalah asumsi yang tak berdasar.


Karena jika dia mencoba lebih dari itu, Aku akan kembali sadar. Aku yakin itu.


Lagipula, aku benci—— cinta.


Aku benci karena itu bodoh.


Aku tidak suka menjadi bingung. Bolak-balik karena keraguan sederhana. Dan bahkan mengganggu orang-orang di sekitar kita.


Cinta itu rapuh.


Tidak peduli jika orang lain menyukainya.


Aku tidak punya niat untuk membodohi diriku sendiri.


Aku puas dengan hubunganku saat ini dengan Onii-san. Ini lebih baik dari yang pernah ku bayangkan.


Dia adalah satu-satunya yang mendengarkan keegoisanku dengan kebaikan.


Dia memanjakanku.


Dia menjagaku.


Dia adalah Onii-san-ku yang manis.


Dan itu sudah cukup bagiku.


Sudah dan akan selalu cukup.


Namun,


"Aku sudah terlibat dalam kisah cinta komedi ini."


Aku menggerutu saat menyajikan tumis sayur yang kumasak di piring.


Akan ada masalah jika dibiarkan begitu saja.


Tentang Nee~san.


Secara kebetulan, Aku tinggal bersama pacar Nee~san.


Apa yang bisa ku katakan, ini cukup menantang.


Untuk saat ini tidak apa-apa.


Karena tidak mudah baginya untuk mengetahui bahwa kami tinggal bersama di bawah satu atap.


Tapi apa yang akan terjadi jika dia menemukan kebenaran...


Bahkan setelah orang tua kami kembali, dia tidak akan senang mengetahui pacarnya tinggal bersama kembarannya.


Ini akan membawa kekacauan ke kisah cinta komedi di mana saudara perempuanku memainkan peran heroine.


Dan Aku, sebagai dalang, harus hati-hati menyiapkan panggung untuknya.

[TN: ? ? Kuroko (pendukung di belakang layar)]


Sejujurnya, betapa senangnya dibantu oleh orang asing yang terjebak dalam kisahmu.


Bagaimanapun, Aku tidak peduli jika Aku harus berperan sebagai orang asing itu demi Nee~san.


Kurasa aku akan membantunya sedikit.


Itu karena aku mencintainya.


Dia mengeluh jika Aku memiliki sepotong kue yang lebih besar darinya, atau jika Aku terus menang darinya dalam permainan.


Tetapi setiap kali Aku memberinya potongan yang lebih besar atau kalah dengan sengaja, senyum polosnya membuatku lebih bahagia daripada memakan seluruh kue atau menang darinya.


Kebahagiaannya lebih dari segalanya bagiku.


"Sekarang…"


Apa yang harus dilakukan adik perempuan imut ini untuk kakak perempuannya yang cantik?


Aku harus menyelesaikan semua hubungan aneh yang ada dan kekhawatiran yang mungkin muncul di masa depan.


Nah, Kakak laki-lakiku tidak tahu apa-apa, tetapi masalah yang diciptakan oleh kohabitasi ini bisa diselesaikan hanya dengan satu langkah mulai besok, tidak setahun dari sekarang.


Bagaimana?


Mudah.


Aku meletakkan piring sayur tumis, nasi, dan sup di atas meja, meletakkan penutup makanan di atasnya, lalu meletakkan catatan di sampingnya yang menyuruhnya untuk makan malam dulu karena aku akan terlambat pulang.


Kemudian mengeluarkan ponsel dan menghubungi orang tertentu.


"Halo, apakah ini Aizawa-san?"


***


Jam dua siang.


Aku menunggu di depan stasiun, dan dia datang tepat waktu.


"Yoo-hoo! Shigure-chan!"

"Halo, Aizawa-san. Aku minta maaf karena memanggilmu tiba-tiba. Apakah aku mengganggumu?"

"Tidak, tentu saja tidak. Aku selalu siap untuk berkencan."


Akira Aizawa tertawa sambil memamerkan gigi putihnya.


Dia playboy nomor satu di sekolah kami.


Dia telah mengajakku keluar setiap hari sejak hari pertamaku di sekolah ini.


Hari ini, dia mengenakan pakaian yang kasar, berbeda dari blazer sekolah yang biasanyaku lihat.


Dia mengenakan kaos cetak putih dan denim tipis, yang merupakan kombinasi sempurna dan memberinya tampilan yang menyegarkan. Tampilan keseluruhannya dipercantik dengan aksesoris di bagian leher dan pergelangan tangan yang membuatnya tampil keren.


Selera busananya berbeda dengan kakakku, yang memakai kaos kerah bersilang agar terlihat modis.


Dan Onii-san tidak memiliki gelang sejak awal.


Ngomong-ngomong, Aku juga berpakaian lebih halus dari biasanya.


Pakaianku adalah gaun pink dengan princess-line yang jarang kugunakan karena merepotkan untuk dicuci, pakaian luar kasual ringan yang sempurna di musim panas, dengan riasan tipis.


Kakiku menggunakan sandal heel menunjukkan cat kuku gel tipis yang kugunakan.


Itulah yangku sebut penampilan yang layak.


Ini adalah tampilan paling nyaman untuk karakterku yang biasa, dan yang terpenting ini sangat populer di kalangan pria.


Dia tidak begitu tampan. Tapi sangat populer di sekolah, anak laki-laki di depanku ini juga dikenal sebagai pemain RTA*.

[TN: Real Time Attack]


Itu sebabnya Aku tidak bisa datang dengan jersey.


Bagaimanapun, ini adalah kencan.


"Aku sangat senang kamu mengajakku kencan."

"Aku benar-benar ingin berkencan denganmu, dan sekarang ujian tengah semester selesai, aku ingin tahu apakah kamu tertarik. Aku senang Kamu bisa."

"Kemana pun kamu ingin pergi? Jika tidak ada tujuan, serahkan padaku. Aku tahu kota ini dengan sangat baik. "

"ku serahkan padamu, Aizawa-san. Terima kasih."

"Baik! Ayo pergi ke Kafe! Ada toko bagus di dekat sini."


Dia kemudian meraih tanganku dan mulai berjalan.


Dia melakukannya secara alami dan Aku cukup akrab dengan kecerdasan yang menjijikkan ini.


Ini lompatan besar dari keduanya yang membutuhkan waktu sebulan untuk berpegangan tangan.


Begitulah akhirnya aku berkencan dengan Aizawa. Bukan karena aku naksir dia.


Itu satu-satunya cara untuk memperbaiki masalah yang melibatkan Nee-chan, Onii-san, dan aku secara instan.


Jika Aku punya pacar, Nee-chan tidak akan khawatir meskipun dia tahu bahwa Aku tinggal dengan pacarnya.


Maka tidak akan ada lagi konflik antara kami saudara dan saudari karena sesuatu yang sepele seperti cinta.


Dan ini tidak akan menimbulkan masalah bagi Onii-san, yang terjepit di antara kami.


Alasanku memilih dia sebagai pionku adalah karena Aku tidak merasa bersalah menggunakan dia.


Sungguh menyakitkan hatiku menggunakan seseorang seperti Muscle-kun (Tanaka) sebagai pacar tanpa perasaan romantis sama sekali.


Aku juga punya hati nurani.


Aku tahu garis yang tidak boleh dilintasi.


Dan Kau tidak pernah tahu kapan hubungan yang dibangun di atas cinta palsu akan berantakan.


Aku harus tetap menjalin hubungan setidaknya selama satu tahun, jika tidak, kami akan berada dalam masalah besar.


Dan, Aizawa akan mengikuti kebohonganku.


Aku berniat memanjakan playboy ini, jadi kita bisa menjaga hubungan ini lebih dari setahun.


Tidak ada selain dia yang akan membantuku menipu Nee-chan dan Onii-san.


"Tempat ini menawarkan bubble tea yang enak. Dan pemandangannya bagus."

"Kamu suka bubble tea?"

"Aku suka itu. Aku sangat menyukainya sehingga Aku tidak dapat hidup satu hari pun tanpanya."


Sambil bertukar lelucon cringe, Aku memesan matcha green dan teh susu untuknya. Lalu pergi ke teras kafe.


Ini toko populer di kalangan perempuan. Dan tempat yang bagus untuk berkencan.


Yah, aku benci bubble tea tapi…


Maksudku bukan tehnya... tapi ide di balik menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.


Aku miskin, jadi Aku cenderung memilih makanan yang sangat murah.


"Siapa sangka kamu terlihat semanis ini dengan pakaian ini ~ seperti seorang putri."

"Apa ~. Aku tidak percaya kamu Tolong jangan menggodaku."

"Jangan malu, gelang itu juga terlihat bagus untukmu. Pasti cukup mahal."

"Tidak mungkin, ini gelang murah yang ku beli dari pedagang jalanan."

"Wow! Kamu memiliki selera mode yang keren. Kamu lebih baik ikut denganku untuk memilih perhiasan lain kali."

"Aah! Kalungmu memiliki bentuk yang menarik. Apakah itu bolt?"

"Iya. Tapi ini agak longgar. Aku menjatuhkannya beberapa hari yang lalu, jadi Aku berusaha untuk tidak kehilangannya lagi. Aku sedang berpikir untuk membeli yang lain dengan harga yang lebih tinggi."

"Oh! Ha ha ha"


Kami berdua mengobrol sebentar.


Aizawa bertanya tentang pakaian favoritku.


Siswa yang bersekolah di sekolah yang sama dapat berbicara tentang sekolah, tetapi buruk untuk kencan.


Topik sekolah memang menyenangkan untuk dibicarakan, tapi bukan yang membahagiakan.


Namun, alangkah baiknya jika seseorang memuji modemu atau memberi tahumu tentang obsesinya.


Kedua perasaan ini tampaknya serupa, tetapi keduanya sama sekali berbeda.


Kenyamanan bisa dengan mudah berubah menjadi persahabatan, dan kebahagiaan bisa dengan mudah mengarah pada cinta.


Jika Kamu tidak memahami hal ini dan hanya mengejar kesenangan, Kamu akan menemui jalan buntu di mana Kau akan saling mengenal tetapi ada jarak yang tidak akan menjadi lebih pendek.


Seperti yang diharapkan, b******n ini tahu apa yang ada di dalam hati wanita.


Setelah sekitar 20 menit mengobrol tanpa gangguan yang tidak melelahkan yang diisi dengan humor...


"Hah? Ini Ai. Kamu sedang minum bubble tea?"

"Kamu akan menjadi gemuk, kamu tahu."


Sepasang anak laki-laki dan perempuan mendekati meja kami.


Mereka tampaknya adalah penggemar berat EDM.


Itulah kesan pertama yang ku dapat dari penampilan mereka.


"Ah. Ai-chan bersama pacar barunya. "

"Betulkah? Bukankah kamu sangat cepat berubah."

"Aku tidak tahu kenapa kau sepopuler ini?"

"Tunggu, kenapa kalian ada di sini? Dia orang baru di kota ini. Aku akan menunjukkan area itu padanya."

"Apakah ini teman-temanmu… Aizawa-san?"

"Maafkan aku, Shigure. Para idiot ini melihatku. Mereka adalah temanku dari sekolah lama. Karena mereka semua bodoh, mereka tidak bisa datang ke Seiun dan itulah mengapa mereka suka menggodaku."

"Oh, itu buruk."

"Oh! Shigure-chan. Kamu dengar itu? Dia mengerikan. Kamu harus menjauh darinya."

"Sudah kubilang S-T-O-P."


Rupanya, kami bertemu dengan kenalannya selama kencan kami.


Aizawa bermasalah dan mencoba menyingkirkan mereka, tetapi mereka menolak untuk pergi, sementara godaan mereka terus berlanjut.


Akhirnya, Aizawa menyerah dan menyarankan kami berenam untuk pergi ke game center.


Lagipula aku tidak punya alasan untuk kencan dengan kita berdua, jadi aku setuju.


Kami segera membuat pengaturan, dan kami berenam akhirnya bermain bowling di game center terdekat.


"Wow! Kamu sangat baik, Shigure! Strike lagi!"

"Ya!High Toss!High Toss"

"Address* mu sangat bagus Shigure, kamu tahu cara melempar. Itu tidak normal untuk perempuan."

"Ya, Aku melakukan Karate sejak Aku di kelas tiga sampai Aku pindah ke sini."

"Bela diri? Bagus! Kamu pasti sangat kuat seperti Supergirl."

"Aku yakin kamu akan kalah dalam pertarungan, Ai."

"Tidak, aku tidak akan melakukannya. Kamu tahu Aku punya badan sixpack."

"Whaa— Memamerkan perutmu! Kamu hanya mengangkat beban sepanjang hari dan tidak melakukan olahraga apa pun. Tidak mungkin Kamu bisa mengalahkan seseorang dengan pengalaman bela diri seperti itu."


Kami bermain sebentar. Sangat melelahkan untuk mengikuti mereka. Aizawa terus menggodaku di setiap kesempatan. Jika Aku mendapat Strike, mereka akanm senang.


Aku tidak mengerti apa yang menyenangkan tentang itu.


Entah berapa banyak kejadian dalam hidupki yang bisa membuatku senang sampai melompat lompat.


Tapi mereka menempatkanku di tengah kegembiraan ini tanpa peduli dengan diriku.


Kedua gadis itu secara aktif mengikutiku dan membicarakan tentang ini dan itu. Kedua anak laki-laki itu agak jauh.


Tidak perlu bereaksi berlebihan untuk menghidupkan suasana. Dan Aizawa berdiri di sampingku, yang seharusnya melindungiku seperti seorang ksatria dari kelompok orang asing.


Semuanya menyatu dengan baik dalam mood ini.


Hmm, betapa sempurnanya formasi ini.


Ini mungkin sudah di set-up.


Pertemuan di kafe bukanlah kebetulan, dan Aizawa pasti yang mensetting pertemuan itu.


Atau mungkin mereka berlima seharusnya bermain bersama hari ini, tetapi mereka mengubah rencana mereka.


Jika itu benar-benar sebuah setting, maka dia adalah Tuan Rumah yang sangat pintar.


Kencan adalah urusan pribadi.


Ada banyak pria yang terjebak dalam pemikiran ini. Tapi kenyataannya, untuk anak perempuan, lingkaran sosial seseorang itu lebih penting dari penampilan mereka.


Aizawa tidak hanya memamerkan dirinya, tapi juga dunia yang berpusat di sekitarnya.


Dia menawarkan pengalaman luar biasa yang sangat menyenangkan saat bersamanya.


Aku tidak menyukainya, jadi itu tidak beresonansi denganku, tapi jika kamu menyukainya… dan kamu adalah gadis petualang yang ingin mengenal lebih banyak orang (salah satu kebiasaan terburuk para gadis), Kamu akan melihat Aizawa sebagai pangeran di atas kuda putih yang akan membawamu menjauh dari kehidupan membosankan.


Aku ingat dia tidak mendapat peringkat yang baik di ujian tengah semester, tetapi dia masih di kursus khusus.


Dia mungkin bisa masuk perguruan tinggi yang bagus.


Jika dia mendapat pekerjaan di perusahaan perdagangan, dia bisa menjadi penjual yang baik.


"…"


Oh tidak.


Saat aku melihat Aizawa, yang tidak memiliki bakat bagus apapun,


Aku merasa... jijik.


Bukan berarti Aizawa itu buruk. Dia persis seperti yang Aku harapkan, pria yang ramah wanita.


Dia adalah pion yang paling nyaman bagiku.


Aku tidak memiliki keluhan tentang itu.


Hanya saja Aku pernah melihat perilaku seperti ini...


Itu sekitar sepuluh tahun yang lalu.


Mau tak mau aku ingat b******n itu.


Pacar ibuku. Yang menyebabkan keluargaku berantakan.


***


Ayah kandungku 10 tahun lebih tua dari ibu Aku. Dia adalah seorang editor di sebuah perusahaan penerbitan.


Ibuku adalah seorang model gravure.


Aku tidak tahu bagaimana tepatnya mereka bertemu. Tetapi pada saat mereka bertunangan, ibuku berusia 22 tahun dan ayah Aku 32 tahun.


Dia berhenti dari pekerjaannya setelah menikah, dan melahirkanku dan saudara perempuanku.


Keluarga kami damai dan setiap hari menyenangkan. Aku yakin itu akan berlanjut selamanya.


Tapi sekarang aku memikirkannya ... pernikahan itu mungkin tidak pantas.


Bahkan setelah kami dewasa, ibuku tetap mempertahankan kecantikan glamornya. Kami bangga dengan kecantikannya sejak muda. Itu membuat kami bahagia setiap kali kami diberi tahu bahwa kami mirip dengannya.


Di sisi lain, ayahku tidaklah tampan, dan sebagai pekerja kantoran, tubuhnya tidak fit dan rambutnya mulai surut saat dia melewati usia pertengahan tiga puluhan.


Aku pikir dia juga prihatin dengan penampilannya. Dia mungkin merasa rendah diri dengan istrinya yang cantik.


Dia selalu bekerja lembur. Mungkin dia mencoba menebusnya dengan uang. Tidak hanya dia kembali terlambat tetapi terkadang tidak kembali ke rumah selama beberapa hari.


"Kapan Ayah akan kembali?"


"Ayah sedang sibuk. Dia bekerja keras untuk kita."


Percakapan di meja makan ini meninggalkan kesan yang kuat di benakku, mungkin karena Aku mengulanginya beberapa kali.


...


Karena ketidakhadiran ayahku meningkat, seorang pria bernama Takashi Takao mulai lebih sering mengunjungi keluarga kami.


"Oh, jadi Kalian Haruka dan Shigure. Mereka sangat lucu, seperti ibu mereka."


Takashi Takao, adalah aktor berbakat yang sering terlihat di drama TV. Pertama kali kami bertemu dengannya adalah di pesta BBQ yang diselenggarakan oleh rekan ibuku.


Akhir pekan itu ketika ayahku bekerja lembur. Ibuku membawa kami ke pesta dan memperkenalkannya kepada kami.


Saat itu, Takao pasti berusia awal 20-an.


Dia memiliki wajah yang netral dan terawat.


Rambut merah dan tindikannya yang stylish memberinya kesan yang keren.


Ini adalah pertama kalinya Aku melihat pria seperti itu yang merawat kulit dan kukunya dengan baik.


Sikapnya seperti penampilannya.


Tapi aku membencinya.


Bahkan sebagai seorang anak, Aku merasa tidak nyaman melihat betapa dekatnya dia dengan ibuku. Kebencianku semakin kuat dengan seringnya dia mengunjungi kami di rumah.


Ketika dia bersama ibuku, dia mengabaikan kehadiran kami seolah-olah kami tidak pernah ada.


Tentu saja, perselingkuhan yang begitu berani tidak akan berlangsung lama. Ayahku menangkap basah mereka. Tapi dia tidak membantah. Mungkin dia tidak bisa benar-benar marah karena dia merasa bersalah atas ketidakmampuannya.


Pada saat itu jika dia menunjukkan emosinya dan menegur ibuku, bahkan dengan kekerasan, hasilnya akan jauh berbeda.


Aku pikir itu karena dia tahu ibuku selingkuh di belakang punggungnya.


Ada banyak hal yang tidak kuketahui. Dan itu semua sudah berlalu sekarang.


Aku tidak bisa memastikannya lagi.


Akhirnya mereka pun bercerai.


Keluarga bahagia kami yang ku yakini tidak akan pernah berakhir hancur. Aku harus tinggal dengan ibuku dan kakak perempuanku pergi dengan ayahku.


Tentu saja, setelah ini, ibuku menoleh ke Takao, pria yang selama ini dia selingkuhi. Dugaanku benar, seorang pria yang menggoda wanita menikah dengan dua anak untuk berselingkuh dengannya bukanlah manusia yang layak.


Dia mencampakkan kita. Bagaimanapun, ibuku hanyalah seorang wanita tua yang mengalami masa-masa sulit baginya.


"Kau harus tahu tempatmu. Sekarang pergi dari sini."


Kata-katanya terukir jauh di dalam hatiku.


Mau tak mau aku melihat ibuku terisak-isak selama berhari-hari.


Dia pisah dengan ayahku, memisahkan kakak ku dengan ku. Pacarnya mencampakkannya. Dan kemudian kami tidak punya tempat tujuan.


Inilah yang dia dapatkan setelah mempermainkan hati kami.


Betapa bodohnya dia.


Sejak itu, Aku berhenti percaya pada cinta atau romansa. Untuk seorang gadis, itu hanya ilusi.


Aku masih merasakan hal yang sama.


Aku tidak ingin mengubah diriku.


Aku tidak ingin menjadi bintang dari sebuah percintaan yang bodoh.


***


"Oh, itu menyenangkan!"

"Kamu benar-benar mendominasi. Nice game"

"Aku tidak pernah berpikir Aku akan kalah dalam bowling. Sungguh menyedihkan "

"Ha ha ha. Tapi, Ai hanya pandai bermain dengan perempuan."


Setelah bermain bowling, kami pergi dan berjalan di sepanjang jembatan penyeberangan menuju stasiun.


Saat itu jam 6 sore.


Saat musim panas hampir berakhir, langit malam diwarnai dengan warna merah cerah.


Sebentar lagi mulai gelap. Tetapi bagi orang-orang ini hari mereka baru saja dimulai. Dan topik pembicaraan beralih ke bagaimana mereka akan menghabiskan malam ini.


"Hei, hei. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Kamu lupa! kita memutuskan untuk berpesta pada malam Sabtu ini."

"Ah! Iya!"


Salah satu dari mereka memberi isyarat seolah ingin meminum sesuatu, dan semua orang setuju.


Tentu saja, ini jelas bukan bubble tea.


Tapi Aku tidak mau.


Itu jelas karena Aku tidak minum alkohol. Dan aku tidak ingin minum di depan orang-orang brengsek ini. Hanya saja Aku tidak ingin menunjukkan celah.


Mereka di sini untuk memburuku, seorang mangsa, secara taktis.


Mereka ingin menyeretku ke pesta mereka, membuaAku mabuk, dan kemudian mereka menikmati* ku.

[TN: Don't ask me]


Ini adalah cara tercepat untuk meniduri gadis yang polos dan lugu.


"Jadi mari kita ambil beberapa dari toko swalayan dan pergi ke rumah Masa. Kau ikut dengan kami, kan Shigure?"


Way of Deflowering.


Oh! Begitukah caramu bermain.


Aku telah melakukan cukup banyak cara untuk membuktikan cinta(palsu) ku untuk Aizawa. Aku tidak perlu melakukan apa pun.


Ini cukup untuk hari ini.


Dia tidak akan menolak. Karena dia tidak ingin merusak hubungan kita yang baru terbentuk.


Aku berbalik dan menghadapi Aizawa.


"Um, Aizawa-Sa ——————— Eh?"


Pada saat itu juga.


Pemandangan taman di bawah jembatan. melintas di penglihatanku saat Aku berbalik. Aku kehilangan kekuatan dan penglihatanku melemah.


Jantungku berdegup kencang seolah jadi gila.


Aku berkeringat seolah-olah Aku berada di sauna, namun tubuhku menggigil.


Aku merasa sakit...


Aku menutup mulutku dengan tangan.


Seolah-olah isi perutku telah dibalik.


Aku bisa merasakan asam yang berputar-putar di perutku. Seolah akan keluar dari mulutku.


Dan itu menyakitkan…


Kenapa ini...


Aku tidak tahu mengapa Aku seperti ini ——— Uu.


"Hmm? Apa yang salah Shigure? Kita berteman sekarang, ayo pergi."

"…"

"Shigure-chan? Kemana kau melihat?"

"Maafkan aku ... Aku merasa tak enak badan, aku akan pulang."

"Tidak! Shigu ~ nyan baik-baik saja sampai beberapa saat yang lalu!

"Betul sekali. High Score Girl Ayolah."

"Jangan khawatir. Ini akan menyenangkan."

"Yeah baby. Kami akan memulai malam dengan keras."

"Hentikan, kalian."


Aizawa yang menegur teman-temannya.


“Sepertinya dia sedang tidak enak badan. Aku tidak ingin memaksanya jadi biarkan saja ya! Shigure, bagaimana perasaanmu? Akan sulit untuk mengendarai kereta. Aku tahu tempat di dekat sini. Ayo pergi ke sana agar kamu bisa istirahat."


Aizawa meletakkan tangannya di pundakku.


Jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, dia akan memaksaku.


... Aku tidak tertarik pada cinta atau romansa.


Itu hal paling sepele dan dengki di dunia.


Aku tidak peduli dengan kemurnianku.


Itu adalah sesuatu yang harus ku buang suatu hari nanti.


Tidak peduli dengan siapa.


Bahkan jika itu adalah pria yang paling buruk.


Itulah yang Aku pikirkan.


Ah. Tapi sekarang...


Nafasnya di rambutku.


Tangannya di pundakku.


Keinginan keji-nya ditujukan pada tubuhku.


Segala sesuatu tentang orang ini —————— sangat menjijikkan. Aku tidak tahan.


"Ayo pergi. Jangan khawatir. Aku akan menjagamu dengan baik. Baik."

"Aku akan pulang…"

"Apa itu tadi? Aku tidak bisa mendengarmu."


Dia mengencangkan cengkeramannya di bahuku.


Kukunya terkelupas.


Dia bersikeras bahwa dia tidak akan membiarkan Aku pergi.


Saat itu, tubuhku sudah bergerak.


Aku menurunkan tubuhku dan menarik tangannya, dikombinasikan dengan tendangan tajam yang seakan membelah tanah.


Aizawa jatuh ke tanah.


Saat dia jatuh ke tanah, Aku mengangkat tumitku dan menginjaknya tepat di sebelah wajahnya.


Sandal heelku, yang tidak bisa menahan kekuatanku, patah.


Aizawa terpana oleh tindakan kekerasan yang tiba-tiba ini, dan aku berteriak padanya.


"Aku bilang aku akan pergi!"


Mereka tidak mengejarku.


***


Udara membeku setelah amukan Shigure.


Punggungnya menyusut di kejauhan saat dia berjalan pergi. Kemudian akhirnya mencair.


Saat para pekerja kantor dalam perjalanan pulang dan para siswa di depan stasiun berdesakan, teman-teman Aizawa berkumpul di sekitar tubuh jatuh Aizawa.


"Oh, hei, kau baik-baik saja, Ai?"

"Ada apa dengan gadis itu? Dia berubah terlalu cepat. Dia monster."

"Apa yang harus kita lakukan, Aizawa? Haruskah kita mengejarnya? "

"Oh? Penculikan? Maka kita harus menggunakan beberapa kekuatan."


Tapi Aizawa menggelengkan kepalanya.


"Tidak, Aku tidak papa. Itu tidaklah buruk.. di samping itu..."

"Di samping itu?"

"Mungkin sedikit… Tapi ———— Rasanya sangat menyenangkan."

"... Apaaaaaa...?"


---------------------------------------------------------------------------------------------------------




0 comments:

Post a Comment