Dragon Chain Ori –Spirit in the “Heart”-

Romance, Drama, Fantasy, Seinen, School Life, Adventure

Monday, May 31, 2021

Dragon Chain Ori Chapter 1 Part 6


Dragon Chain Ori

Chapter 1 Part 6

Sudah sekitar 3 minggu sejak pertempuranku dengan Tiamat. Terima kasih untuk perawatan Shishō, Aku bisa menjalani kehidupanku yang biasanya.

Obat Shishō sepertinya racikan sendiri dan meskipun tidak memiliki pemulihan cepat layaknya potion, tapi obat Shisho membuat tubuh beregenerasi lebih cepat.

Selain di medan perang dimana pemulihan instan sangat diperlukan, di kota ini obat Shisho sangat manjur karena kita bisa beristirahat disini.

Namun, Aku tidak bisa bergerak dengan baik selama 3 minggu terakhir dan Aku tidak masuk Akademi selama 3 hari tanpa pemberitahuan, jadi ketika Aku berangkat ke Akademi untuk pertama kalinya dalam 3 hari, Anri-sensei memberondong ku dengan berbagai macam pertanyaan.

Tapi Anehnya, ketidakhadiran tanpa pemberitahuan selama 3 hari dan 3 minggu karena cedera tak membuat banyak keributan di Akademi.

Setelah 3 hari absen, Aku masuk Akademi untuk pertama kalinya dan Mars melihat luka di tubuhku.

"Apa? Apa Kau berjalan di jalan dan tertabrak gerobak? Pfft memalukan. "

Dia menghinaku seperti biasanya dan karena orang-orang di sekitar seharmoni dengannya, masalah ini tak kunjung selesai.

Salah satu alasannya adalah Aku juga tidak menyangkalnya.

Namun, Anri-sensei tidak tertipu, dan dia memanggilku untuk mendengarkan ceramahnya di ruang staf.

"Nozomu-kun, apa yang Kamu sembunyikan ~~~. Memiliki luka seperti itu setelah absen tanpa pemberitahuan, itu tidak normal ~~~ "

"Tidak, ini bukan masalah besar. Aku hanya terluka saat bekerja ...

"Bohong!. Nozomu-kun masuk hutan, kan ~. Naga yang terlihat hanyalah rumor, tapi meski begitu, binatang iblis yang kuat di dalam hutan mungkin mendekati jalan raya ~

Maafkan Aku…………. Naga itu memang ada nyatanya. Apalagi, Aku mengalahkannya.

Aku tidak bisa mengatakan itu, bagaimanapun, Aku bersikeras bahwa ada kecelakaan di tempat kerja dan Aku terlibat di dalamnya.

"Lalu kenapa absen tanpa pemberitahuan ~? Nozomu-kun tinggal di asrama jadi Kamu dapat menghubungi Akademi ~. "

"Aku demam dan tertidur karena cederaku. Dan tak ada teman sekelas di Akademi ini yang peduli padaku ...... "

………… Aku merasa sedikit sedih ketika Aku mengatakannya sendiri. Memang, Aku tidak punya teman, dan Aku tidak bisa mengatakan fakta yang sebenarnya.

Bagaimanapun aku harus bisa kabur dari sini,

“……………… Hic”

Anri-sensei mulai menangis.

Aku bingung, kenapa dia menangis?.

"Eh, a…apa yang terjadi?"

"E ~~ n! Nozomu-kun tidak mempercayaiku ~~~ !! Kamu hanya setengah-setengah percaya padaku~~ !!"

"E, eh. Tidak, tidak seperti itu. Kenapa jadi seperti ini !!"

"Karena Kamu tidak mengatakan yang sebenarnya~~~!! Luka itu adalah luka pertempuran dan Aku tidak mendengar tentang kecelakaan di kota dan obat-obatan yang digunakan untuk merawatmu tidak tersedia di kota ini ~~ !! "

………… Sepertinya tidak mungkin untuk menipu Anri-sensei.

Tapi aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

Pertarungan antara Aku, yang mencoba untuk menipunya, dan Anri-sensei, yang mencoba bertanya sambil menangis, berlanjut untuk sementara waktu.

………… Justru, wajah menangis Anri-sensei sangatlah curang.

Seorang wanita cantik menatapku dengan air mata di matanya yang lembut.

Dan dia benar-benar khawatir denganku.

Jika seorang pria melihat ekspresi itu, pria itu mungkin akan mendengarkan apapun yang dia katakan.

..... atau lebih tepatnya, Anri-sensei adalah tipe orang yang secara alami akan membuat pria jatuh kepadanya dan yang lebih buruk adalah dia sama sekali tak menyadarinya.

"Nozomu-kun ………… Bisakah Kamu memberitahuku?"

Itu curang! !! !! !!

Bicara tentang hasil, bel masuk mengakhiri serangan ceramah dengan tambahan air mata dari Anri-sensei. Aku meninggalkan ruang staf untuk melarikan diri. Tapi, Anri-sensei tampak tidak puas dan selalu marah sepanjang kelas.

……………… Maafkan aku, Sensei.

"Nozomu-kun! Selesaikan pertanyaan ini, jangan hanya diam saja seperti itu ~!"

Dan Aku menjadi sasaran selama kelas berlangsung.

………… Anri-sensei, kapan kau akan berhenti bersikap seperti anak kecil ………….

Di sore hari dilaksanaikan kelas teknik bertarung. Itu adalah kelas latihan tempur yang sama seperti sebelumnya.

Lawanku adalah ....

"Kau lagi? rendahan"

Mars lagi.

“Kau kurang beruntung, terus temani aku seperti kemarin. Yah, siapapun lawanmu kau tak mungkin menang juga, Hahahaha hahahaha !!"

Seperti biasa, Aku mengabaikan Mars yang selalu menghina orang, berdiri di posisiku, dan mengonfirmasi keadaanku.

Sepertinya cederaku baik-baik saja. semuanya telah sembuh dengan benar.

Katananya juga baik-baik saja. Meski tiruan, rasanya hampir sama dengan milikku sendiri.

Ability Suppression ………… Sepertinya bisa dilepaskan.

Tapi ……………… Aku tidak akan melepaskannya.

Aku memimpikan Tiamat, dan merasa sedikit cemas. Aku punya perasaan Bahwa sesuatu dariku akan rusak dengan melepaskannya.

Aku ragu-ragu untuk melepaskan rantai itu.

Lalu, mulai ~~

Mars mendekatiku dengan aba-aba Norn-sensei.

Mungkin Dia akan langsung serius dari awal, sepertinya kali ini Dia telah menggunakan penguatan tubuh dengan Qi.

Perhatikan Mars yang menyerang dan gunakan Qi untuk menguatkan tubuhku.

"Hancurkan !!!"

Mars mencoba mengayunkan pedang besarnya ke bawah dari atas dan mengubahnya ke samping.

Aku memutar tubuhku untuk mendapatkan momentum dan mengayunkan katanaku ke bawah serangan yang datang. Katana ku berhasil menangkis serangan Mars.

Mars segera memperbaiki lintasan pedangnya dan mengayunkannya ke bawah.

Aku membalikkan pergelangan tanganku dan memegang katanaku berlawanan dengan pedang Mars. Di saat yang sama, Merilekskan kakiku untuk menyerap benturan dan menangkis pedang Mars.

Dengan menjadi Dragon Slayer, sedikit peningkatan fisik membuatku mungkin untuk menangkis tebasan Mars tanpa merusak postur tubuhku.

Dengan kesempatan itu, Aku melangkah maju dan menebas dengan katana ku.

Mars mencegahnya dengan Gauntlet seperti terakhir kali, tapi aku sudah mengantisipasinya.

Pada saat menebas, Aku sengaja rileks, Katana bisa ditahan dengan Gauntlet, tetapi dengan tangan yang riles, Aku dapat segera melanjutkan ke serangan berikutnya.

Menggunakan momentum katana ku yang sedang diayunkan, dengan satu langkah ke depan dan melepaskan satu tangan dari katana, dan menggunakan momentum dari langkah maju untuk memberi pukulan ke Mars di perutnya.

"Guh!"

Wajah Mars berubah kesakitan. Postur tubuhnya rusak.

Kemudian, menahan kepala Mars di bawah Aku melakukan tendangan lutut ke wajahnya.

Mars terhuyung-huyung sambil mengeluarkan darah dari hidungnya.

Aku mencoba membuat lebih banyak serangan, tetapi ...

"Kau…. Sampaaaaaaaah iniiiii !!!"

Sejumlah besar Qi meletus dengan teriakan Mars.

Didorong oleh Qi yang dilepaskan secara acak, aku untuk sementara waktu mundur menaga jarak.

Mars memelototiku dengan ekspresi marah.

Serangan balik tak terduga dari diriku yang lemah, yang hanya bisa merangkak beberapa waktu yang lalu. Dia benar-benar menjadi marah.

"Bunuh! B******n ini !! Aku pasti akan membunuhmu !!!"

Mars mengirimkan Qi ke pedangnya saat sedang marah. Qi yang dituangkan menjadi angin kencang dan menempel pada pedangnya.

Teknik Qi "Rift Blade"

Ini adalah teknik memotong dengan pedang yang diselimuti oleh angin.

Angin di sekitar pedang menembus pertahanan lawan, jadi tidak ada pilihan selain menghindarinya dengan kekuatan yang cukup atau mencegah dirimu terpental dari gelombang anginnya.

Mars mengayunkan pedang angin nya ke arahku.

Aku melihat lintasan pedangnya dan menghindarinya, tetapi Mars terus melakukan serangan seperti itu.

Aku terus menghindari seranganya. Dengan kekuatanku, jika Aku mencoba menangkis serangan Mars, itu akan digagalkan oleh angin di sekitarnya.

Namun, serangan pedang Mars, yang didominasi oleh amarah lebih monoton dibandingkan saat pertarungan sebelumnya, jadi tidak ada masalah untuk terus menghindar.

Apa yang membuat ini mungkin adalah sedikit peningkatan kemampuan fisik ku.

Di bawah situasi di mana Ability Suppression” Aktif, fisik-ku saat ini masih di bawah siswa lain.

Meski begitu, sedikit peningkatan telah memperluas jangkauan gaya bertarungku.

Hingga saat ini, tidak ada pilihan selain menangkisnya, tetapi sekarang entah bagaimana mungkin untuk menghindari tebasan Mars dengan memperkuat tubuhku dan berkonsentrasi untuk menghindarinya.

Sambil merasakan pertumbuhanku sendiri, Aku mulai mempersiapkan langkah selanjutnya.

"Apa yang sedang terjadi!"

Mars jelas bingung dengan pergerakanku yang berbeda dari sebelumnya.

"Kenapa tebasanku tidak bisa mengenainya !!!"

Sampai sekarang, Aku tidak bisa bergerak seperti ini.

Ketika Aku menerima pedangnya, Aku terhuyung, dan satu-satunya caraku untuk menghindarinya adalah dengan berguling di tanah.

Baru-baru ini, Aku dapat bergerak dengan baik, meski begitu, hasilnya tidak jauh berbeda dan akhirnya berguling di tanah lagi.

Namun, saat ini, Dia tidak bisa melihat gerakanku.

Pergerakanku sendiri lebih lambat dibandingkan sebelumnya, tetapi saat ini adalah penghindaran yang akurat. Tidak hanya tebasannya tetapi juga angin yang menyelimuti pedangnya juga tidak akan menyentuh.

Ketika dia tiba-tiba melihat wajahku, ekspresi wajahku yang terlihat tenang dan percaya diri.

Aku telah yakin dengan semua serangan dari pedangnya

==============================================

[Mars POV]

"Hal seperti ini!!! Tidak mungkin !!"

Dia adalah yang terbawah di tahun kedua. Tapi Aku lebih unggul dalam konfrontasi langsung.

Aku yakin bahwa kemampuanku setara rank B.

Aku tiba-tiba teringat akan skill miliknya.

"Ability Suppression"

Skill yang mengurangi kemampuan orang di bawah level tertentu. Tentu, dia pasti dibatasi dalam kekuatan, Qi dan sihir.

Aku bertanya-tanya seberapa kuat pria yang dapat melihat serangan pedangku, jika pria itu tak punya belenggu di tubuhnya.

Berapa banyak pelatihan yang harus dia lakukan untuk meningkatkan kemampuan fisiknya bahkan dengan belenggu seperti itu?

“………… Aku tidak bisa menerimanya. Bagaimana Aku bisa menerimanya! ”

Emosi membuatku berpikir tentang skill tersembunyinya dan membuat perasaan merasakan bahayaku menghilang.

Itulah penyebab kekalahanku.

[3rd POV]

Mars selalu percaya diri dengan kekuatannya. Dia terlahir dengan banyak Qi, fisik yang bagus dan menjadi lebih kuat dengan cepat, jadi tidak ada orang di sekitarnya yang bisa mengalahkannya.

Dia di kelas 10, tapi dia kuat, tapi kesombongannya membuat pandangannya kabur.

Postur Nozomu terlihat sedikit rusak karena serangan Mars, melihat itu Mars langsung mengayunkan pedangnya ke bawah, tetapi itu hanya jebakan Nozomu.

Nozomu, yang sepertinya telah terjatuh, langsung mendapatkan kembali posturnya dan melompat mundur, pedang Mars menembus tanah dan angin yang menyelimuti pedang itu menerbangkan tanah di sekitarnya, menghalangi pandangannya.

"Siaaaaaaal !!"

Mars yang tidak sabar menembakkan angin yang menyelimuti pedangnya ke arah yang dia yakini posisi Nozomu berada.

Teknik Qi "Splitting Hammer"

Bilah-bilah angin menjadi kumpulan angin dan bergerak maju seperti pendobrak.

Langkah ini digunakan untuk menjernihkan pandangan Mars, tapi pemandangan yang terlihat di matanya menunjukkan kesalahan dalam pilihannya.

Tidak ada Nozomu di arah Splitting Hammer dilepaskan, dan dia berada di sebelah Mars.

Ketika asap menutupi bidang penglihatan Mars, dia langsung memutar kakinya, menyiapkan katananya, dan menyelinap ke sisi Mars.

Garis pandang keduanya berpotongan. Nozomu telah selesai dalam posisi menyerang dan tindakan Mars sedikit tertunda.

Menilai bahwa Dia tidak dapat menghindarinya. Mars mencoba untuk menahan dengan Gauntlet-nya, tapi posisinya tidak menguntungkan, membuat tindakannya sedikit tertunda.

Saat pedang Nozomu dicabut.

Goo ~~~ n, Gooo ~~~ n, Gooooo ~~~ n

"Oka ~ y ... pertandingan sudah berakhir ~~. Ini adalah terakhir hari ini, tapi semuanya harus tetap mengulasnya ~~. "

Bel akhir pelajaran berbunyi, dengan perintah Anri-sensei, semua orang dikelas yang dibebaskan dari tegangnya pelajaran mulai berbicara tentang pikiran mereka.

Nozomu Kembali ke posisi biasa saat dia meletakkan pedang yang telah dia tarik setengah jalan.

Mars hanya menatap punggung Nozomu yang meninggalkan tempat latihan tanpa berkata apapun.

==============================================

[Mars POV]

"Hei, Mars. Bagaimana, pertandingan hari ini?"

"Sepertinya dia aman hari ini. Mars, kurasa kau terlalu malas untuk meladeninya dan dia juga terlalu merepotkan bukan! "

Dua orang di sekitarnya mengatakan sesuatu, tetapi Mars tidak bisa mendengar kata-kata mereka sama sekali.

Dia semakin kuat. Tidak, apakah dia awalnya kuat dan kami tidak memperhatikan?

Setidaknya teknik pedangnya pasti lebih baik dariku. Hasil dari pertempuran hari ini membuktikannya.

“………… Perasaan sakit apa ini …………”

Aku merasa tidak nyaman. Kemarahan muncul dari dalam dadaku ... kenapa.

Karena dia menyembunyikan kekuatannya?

…………Salah. Setidaknya aku tidak marah saat memikirkannya sekarang.

Lalu kepada siapa ………………………… Ah ………… untuk diriiku sendiri?

………… Aku tidak pernah begitu marah pada diriku sendiri

………… Aku bangga dengan kekuatanku.

Setidaknya aku benci mereka yang lemah yang tak bisa melakukan apa pun selain melakukan sesuatu dibalik bayangan.

Dan aku lebih benci kepada mereka yang diinjak-injak dan menerimanya tanpa lawan bahkan jika itu telah melewati batas.

Sampai saat ini, perasaanku terhadapnya memang seperti itu. Bahkan jika dia diperlakukan seperti yang terendah, dia menerimanya tanpa mengubah ekspresi wajahnya.

Dia adalah orang yang paling ku benci.

Tapi apa yang sebenarnya?

Dia menahannya lebih dari siapapun. Aku tidak tahu mengapa, tapi Dia berusaha menjadi lebih kuat.

Dan usaha itu akan menjadi kekuatan yang tidak bisa kubayangkan sebelumnya.

Aku belum pernah mendengar bahwa manusia dengan Ability Suppression dapat melampaui batas.

Apa yang telah kita lakukan padanya yang berusaha keras untuk menahannya? Apa yang telah kita lakukan padanya yang telah berusaha keras untuk melawan? Yang kita lakukan hanyalah menghina dan menginjak nya hanya untuk melampiaskan kekesalan dan kesedihan kami.

Sambil merasakan kebencian yang kuat terhadap diriku sendiri, Aku terus melihatnya pergi dari tempat latihan.


---------------------------------------------------------------------------------

 

I Kissed My Girlfriend's Little Sister : CH 13 GLOOMY x WEEKEND


[TN: Shigure’s POV]

"Kalau begitu aku pergi."

"Ya, semoga berhasil Onii-san!"

"Hm"


Dia mengangguk sedikit karena malu, dan pergi.


Aku melambai saat dia pergi sampai pintu tertutup.


Dia tampak mengantuk.


ku kira itu karena panggilan dari Nee ~ chan.


Kemarin, Aku tidak mendengar dengkurannya sampai jam 03:00 pagi.


ku kira dia terlalu gugup untuk tidur.


"Sekarang…"


Setelah mengantarnya pergi, Aku pergi ke dapur.


Aku harus menyiapkan makan malam untuknya.


Dia akan makan siang dengan Nee ~ san, jadi mungkin dia akan pulang pada malam hari.


Jelas dompetnya tidak cukup tebal untuk makan di luar dua kali sehari.


Nah, menu hari ini adalah sayur tumis.


Aku akan memberi pasta cabai Cina untuk menutup kurangnya daging.


"Fuwa…"


Aku menguap di tengah memasak.


Aku memeriksanya, apakah dia sedang tidur atau tidak. Karena tadi malam kami bertengkar saat makan malam.


Aku tidak menyerah saat aku harus menyerah dan Aku sadar bahwa Aku terlalu banyak bicara.


Aku tahu Aku melukai harga dirinya.


Tapi Aku tidak mundur karena dia membutuhkan tendangan keberanian. Dia memaksa Nee~chan untuk menelepon setelah itu semua.


Dan kemudian dia mendorongku ke bawah.


Aku sudah punya rencana untuk menghadapinya.


Aku berolahraga dan pandai berkelahi.


Tapi…


Begitu dia mendorongku ke bawah, Aku tidak bisa menahan diri.


Aku tidak takut.


Tapi ada perasaan yang aneh.


Aku tidak bisa menggambarkan momen itu.


Aku mengharapkan reaksinya.


Aku berpikir: Jika Aku tetap diam, seberapa jauh dia akan bertindak?


"..."


Aku sangat menyadari perasaanku terhadap kakak laki-lakiku, Hiromichi Sato.


Aku tidak tahu kenapa, tapi saat aku melihatnya untuk pertama kali, jantungku berdegup kencang.


Aku suka bagaimana dia memaksa dirinya untuk memanggilku dengan namaku sebagai tanggapan atas komplainku.


Cara dia mencoba yang terbaik untuk tidak menggangguku meskipun dia buruk saat bekerja.


Setiap kali kami saling bermain, Aku suka keputusasaannya yang lucu untuk bertindak sebagai kakak laki-lakiku.


Meskipun kami kakak beradik, kami hanya mengenal satu sama lain selama sekitar satu bulan.


Jadi, tidak mungkin bagiku untuk melihatnya sebagai saudara.


Aku merasa dia lebih dari sekedar keluarga bagiku...


Sejujurnya kami, kembar yang cukup gila.


Tidak hanya, kami memiliki penampilan yang sama, tetapi juga gaya rambut, parfum, dan bahkan perasaan untuk pria yang sama.


Tapi perasaan ini tidak akan pernah mengarah pada cinta.


Meskipun dia adalah saudara tiriku, dia tetaplah kakak laki-lakiku, dan juga pacar dari kakak perempuanku.


Tidak mungkin dia jatuh cinta padaku.


Tidak mungkin...


Apa yang ku lakukan kemarin adalah hal yang mendadak.


"Mungkin aku takut?"


Bagaimanapun, Aku tidak bisa berbuat apa-apa tentang hal itu.


Aku akan lebih berhati-hati mulai sekarang.


Kukira (ketakutan) ini hanyalah asumsi yang tak berdasar.


Karena jika dia mencoba lebih dari itu, Aku akan kembali sadar. Aku yakin itu.


Lagipula, aku benci—— cinta.


Aku benci karena itu bodoh.


Aku tidak suka menjadi bingung. Bolak-balik karena keraguan sederhana. Dan bahkan mengganggu orang-orang di sekitar kita.


Cinta itu rapuh.


Tidak peduli jika orang lain menyukainya.


Aku tidak punya niat untuk membodohi diriku sendiri.


Aku puas dengan hubunganku saat ini dengan Onii-san. Ini lebih baik dari yang pernah ku bayangkan.


Dia adalah satu-satunya yang mendengarkan keegoisanku dengan kebaikan.


Dia memanjakanku.


Dia menjagaku.


Dia adalah Onii-san-ku yang manis.


Dan itu sudah cukup bagiku.


Sudah dan akan selalu cukup.


Namun,


"Aku sudah terlibat dalam kisah cinta komedi ini."


Aku menggerutu saat menyajikan tumis sayur yang kumasak di piring.


Akan ada masalah jika dibiarkan begitu saja.


Tentang Nee~san.


Secara kebetulan, Aku tinggal bersama pacar Nee~san.


Apa yang bisa ku katakan, ini cukup menantang.


Untuk saat ini tidak apa-apa.


Karena tidak mudah baginya untuk mengetahui bahwa kami tinggal bersama di bawah satu atap.


Tapi apa yang akan terjadi jika dia menemukan kebenaran...


Bahkan setelah orang tua kami kembali, dia tidak akan senang mengetahui pacarnya tinggal bersama kembarannya.


Ini akan membawa kekacauan ke kisah cinta komedi di mana saudara perempuanku memainkan peran heroine.


Dan Aku, sebagai dalang, harus hati-hati menyiapkan panggung untuknya.

[TN: ? ? Kuroko (pendukung di belakang layar)]


Sejujurnya, betapa senangnya dibantu oleh orang asing yang terjebak dalam kisahmu.


Bagaimanapun, Aku tidak peduli jika Aku harus berperan sebagai orang asing itu demi Nee~san.


Kurasa aku akan membantunya sedikit.


Itu karena aku mencintainya.


Dia mengeluh jika Aku memiliki sepotong kue yang lebih besar darinya, atau jika Aku terus menang darinya dalam permainan.


Tetapi setiap kali Aku memberinya potongan yang lebih besar atau kalah dengan sengaja, senyum polosnya membuatku lebih bahagia daripada memakan seluruh kue atau menang darinya.


Kebahagiaannya lebih dari segalanya bagiku.


"Sekarang…"


Apa yang harus dilakukan adik perempuan imut ini untuk kakak perempuannya yang cantik?


Aku harus menyelesaikan semua hubungan aneh yang ada dan kekhawatiran yang mungkin muncul di masa depan.


Nah, Kakak laki-lakiku tidak tahu apa-apa, tetapi masalah yang diciptakan oleh kohabitasi ini bisa diselesaikan hanya dengan satu langkah mulai besok, tidak setahun dari sekarang.


Bagaimana?


Mudah.


Aku meletakkan piring sayur tumis, nasi, dan sup di atas meja, meletakkan penutup makanan di atasnya, lalu meletakkan catatan di sampingnya yang menyuruhnya untuk makan malam dulu karena aku akan terlambat pulang.


Kemudian mengeluarkan ponsel dan menghubungi orang tertentu.


"Halo, apakah ini Aizawa-san?"


***


Jam dua siang.


Aku menunggu di depan stasiun, dan dia datang tepat waktu.


"Yoo-hoo! Shigure-chan!"

"Halo, Aizawa-san. Aku minta maaf karena memanggilmu tiba-tiba. Apakah aku mengganggumu?"

"Tidak, tentu saja tidak. Aku selalu siap untuk berkencan."


Akira Aizawa tertawa sambil memamerkan gigi putihnya.


Dia playboy nomor satu di sekolah kami.


Dia telah mengajakku keluar setiap hari sejak hari pertamaku di sekolah ini.


Hari ini, dia mengenakan pakaian yang kasar, berbeda dari blazer sekolah yang biasanyaku lihat.


Dia mengenakan kaos cetak putih dan denim tipis, yang merupakan kombinasi sempurna dan memberinya tampilan yang menyegarkan. Tampilan keseluruhannya dipercantik dengan aksesoris di bagian leher dan pergelangan tangan yang membuatnya tampil keren.


Selera busananya berbeda dengan kakakku, yang memakai kaos kerah bersilang agar terlihat modis.


Dan Onii-san tidak memiliki gelang sejak awal.


Ngomong-ngomong, Aku juga berpakaian lebih halus dari biasanya.


Pakaianku adalah gaun pink dengan princess-line yang jarang kugunakan karena merepotkan untuk dicuci, pakaian luar kasual ringan yang sempurna di musim panas, dengan riasan tipis.


Kakiku menggunakan sandal heel menunjukkan cat kuku gel tipis yang kugunakan.


Itulah yangku sebut penampilan yang layak.


Ini adalah tampilan paling nyaman untuk karakterku yang biasa, dan yang terpenting ini sangat populer di kalangan pria.


Dia tidak begitu tampan. Tapi sangat populer di sekolah, anak laki-laki di depanku ini juga dikenal sebagai pemain RTA*.

[TN: Real Time Attack]


Itu sebabnya Aku tidak bisa datang dengan jersey.


Bagaimanapun, ini adalah kencan.


"Aku sangat senang kamu mengajakku kencan."

"Aku benar-benar ingin berkencan denganmu, dan sekarang ujian tengah semester selesai, aku ingin tahu apakah kamu tertarik. Aku senang Kamu bisa."

"Kemana pun kamu ingin pergi? Jika tidak ada tujuan, serahkan padaku. Aku tahu kota ini dengan sangat baik. "

"ku serahkan padamu, Aizawa-san. Terima kasih."

"Baik! Ayo pergi ke Kafe! Ada toko bagus di dekat sini."


Dia kemudian meraih tanganku dan mulai berjalan.


Dia melakukannya secara alami dan Aku cukup akrab dengan kecerdasan yang menjijikkan ini.


Ini lompatan besar dari keduanya yang membutuhkan waktu sebulan untuk berpegangan tangan.


Begitulah akhirnya aku berkencan dengan Aizawa. Bukan karena aku naksir dia.


Itu satu-satunya cara untuk memperbaiki masalah yang melibatkan Nee-chan, Onii-san, dan aku secara instan.


Jika Aku punya pacar, Nee-chan tidak akan khawatir meskipun dia tahu bahwa Aku tinggal dengan pacarnya.


Maka tidak akan ada lagi konflik antara kami saudara dan saudari karena sesuatu yang sepele seperti cinta.


Dan ini tidak akan menimbulkan masalah bagi Onii-san, yang terjepit di antara kami.


Alasanku memilih dia sebagai pionku adalah karena Aku tidak merasa bersalah menggunakan dia.


Sungguh menyakitkan hatiku menggunakan seseorang seperti Muscle-kun (Tanaka) sebagai pacar tanpa perasaan romantis sama sekali.


Aku juga punya hati nurani.


Aku tahu garis yang tidak boleh dilintasi.


Dan Kau tidak pernah tahu kapan hubungan yang dibangun di atas cinta palsu akan berantakan.


Aku harus tetap menjalin hubungan setidaknya selama satu tahun, jika tidak, kami akan berada dalam masalah besar.


Dan, Aizawa akan mengikuti kebohonganku.


Aku berniat memanjakan playboy ini, jadi kita bisa menjaga hubungan ini lebih dari setahun.


Tidak ada selain dia yang akan membantuku menipu Nee-chan dan Onii-san.


"Tempat ini menawarkan bubble tea yang enak. Dan pemandangannya bagus."

"Kamu suka bubble tea?"

"Aku suka itu. Aku sangat menyukainya sehingga Aku tidak dapat hidup satu hari pun tanpanya."


Sambil bertukar lelucon cringe, Aku memesan matcha green dan teh susu untuknya. Lalu pergi ke teras kafe.


Ini toko populer di kalangan perempuan. Dan tempat yang bagus untuk berkencan.


Yah, aku benci bubble tea tapi…


Maksudku bukan tehnya... tapi ide di balik menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.


Aku miskin, jadi Aku cenderung memilih makanan yang sangat murah.


"Siapa sangka kamu terlihat semanis ini dengan pakaian ini ~ seperti seorang putri."

"Apa ~. Aku tidak percaya kamu Tolong jangan menggodaku."

"Jangan malu, gelang itu juga terlihat bagus untukmu. Pasti cukup mahal."

"Tidak mungkin, ini gelang murah yang ku beli dari pedagang jalanan."

"Wow! Kamu memiliki selera mode yang keren. Kamu lebih baik ikut denganku untuk memilih perhiasan lain kali."

"Aah! Kalungmu memiliki bentuk yang menarik. Apakah itu bolt?"

"Iya. Tapi ini agak longgar. Aku menjatuhkannya beberapa hari yang lalu, jadi Aku berusaha untuk tidak kehilangannya lagi. Aku sedang berpikir untuk membeli yang lain dengan harga yang lebih tinggi."

"Oh! Ha ha ha"


Kami berdua mengobrol sebentar.


Aizawa bertanya tentang pakaian favoritku.


Siswa yang bersekolah di sekolah yang sama dapat berbicara tentang sekolah, tetapi buruk untuk kencan.


Topik sekolah memang menyenangkan untuk dibicarakan, tapi bukan yang membahagiakan.


Namun, alangkah baiknya jika seseorang memuji modemu atau memberi tahumu tentang obsesinya.


Kedua perasaan ini tampaknya serupa, tetapi keduanya sama sekali berbeda.


Kenyamanan bisa dengan mudah berubah menjadi persahabatan, dan kebahagiaan bisa dengan mudah mengarah pada cinta.


Jika Kamu tidak memahami hal ini dan hanya mengejar kesenangan, Kamu akan menemui jalan buntu di mana Kau akan saling mengenal tetapi ada jarak yang tidak akan menjadi lebih pendek.


Seperti yang diharapkan, b******n ini tahu apa yang ada di dalam hati wanita.


Setelah sekitar 20 menit mengobrol tanpa gangguan yang tidak melelahkan yang diisi dengan humor...


"Hah? Ini Ai. Kamu sedang minum bubble tea?"

"Kamu akan menjadi gemuk, kamu tahu."


Sepasang anak laki-laki dan perempuan mendekati meja kami.


Mereka tampaknya adalah penggemar berat EDM.


Itulah kesan pertama yang ku dapat dari penampilan mereka.


"Ah. Ai-chan bersama pacar barunya. "

"Betulkah? Bukankah kamu sangat cepat berubah."

"Aku tidak tahu kenapa kau sepopuler ini?"

"Tunggu, kenapa kalian ada di sini? Dia orang baru di kota ini. Aku akan menunjukkan area itu padanya."

"Apakah ini teman-temanmu… Aizawa-san?"

"Maafkan aku, Shigure. Para idiot ini melihatku. Mereka adalah temanku dari sekolah lama. Karena mereka semua bodoh, mereka tidak bisa datang ke Seiun dan itulah mengapa mereka suka menggodaku."

"Oh, itu buruk."

"Oh! Shigure-chan. Kamu dengar itu? Dia mengerikan. Kamu harus menjauh darinya."

"Sudah kubilang S-T-O-P."


Rupanya, kami bertemu dengan kenalannya selama kencan kami.


Aizawa bermasalah dan mencoba menyingkirkan mereka, tetapi mereka menolak untuk pergi, sementara godaan mereka terus berlanjut.


Akhirnya, Aizawa menyerah dan menyarankan kami berenam untuk pergi ke game center.


Lagipula aku tidak punya alasan untuk kencan dengan kita berdua, jadi aku setuju.


Kami segera membuat pengaturan, dan kami berenam akhirnya bermain bowling di game center terdekat.


"Wow! Kamu sangat baik, Shigure! Strike lagi!"

"Ya!High Toss!High Toss"

"Address* mu sangat bagus Shigure, kamu tahu cara melempar. Itu tidak normal untuk perempuan."

"Ya, Aku melakukan Karate sejak Aku di kelas tiga sampai Aku pindah ke sini."

"Bela diri? Bagus! Kamu pasti sangat kuat seperti Supergirl."

"Aku yakin kamu akan kalah dalam pertarungan, Ai."

"Tidak, aku tidak akan melakukannya. Kamu tahu Aku punya badan sixpack."

"Whaa— Memamerkan perutmu! Kamu hanya mengangkat beban sepanjang hari dan tidak melakukan olahraga apa pun. Tidak mungkin Kamu bisa mengalahkan seseorang dengan pengalaman bela diri seperti itu."


Kami bermain sebentar. Sangat melelahkan untuk mengikuti mereka. Aizawa terus menggodaku di setiap kesempatan. Jika Aku mendapat Strike, mereka akanm senang.


Aku tidak mengerti apa yang menyenangkan tentang itu.


Entah berapa banyak kejadian dalam hidupki yang bisa membuatku senang sampai melompat lompat.


Tapi mereka menempatkanku di tengah kegembiraan ini tanpa peduli dengan diriku.


Kedua gadis itu secara aktif mengikutiku dan membicarakan tentang ini dan itu. Kedua anak laki-laki itu agak jauh.


Tidak perlu bereaksi berlebihan untuk menghidupkan suasana. Dan Aizawa berdiri di sampingku, yang seharusnya melindungiku seperti seorang ksatria dari kelompok orang asing.


Semuanya menyatu dengan baik dalam mood ini.


Hmm, betapa sempurnanya formasi ini.


Ini mungkin sudah di set-up.


Pertemuan di kafe bukanlah kebetulan, dan Aizawa pasti yang mensetting pertemuan itu.


Atau mungkin mereka berlima seharusnya bermain bersama hari ini, tetapi mereka mengubah rencana mereka.


Jika itu benar-benar sebuah setting, maka dia adalah Tuan Rumah yang sangat pintar.


Kencan adalah urusan pribadi.


Ada banyak pria yang terjebak dalam pemikiran ini. Tapi kenyataannya, untuk anak perempuan, lingkaran sosial seseorang itu lebih penting dari penampilan mereka.


Aizawa tidak hanya memamerkan dirinya, tapi juga dunia yang berpusat di sekitarnya.


Dia menawarkan pengalaman luar biasa yang sangat menyenangkan saat bersamanya.


Aku tidak menyukainya, jadi itu tidak beresonansi denganku, tapi jika kamu menyukainya… dan kamu adalah gadis petualang yang ingin mengenal lebih banyak orang (salah satu kebiasaan terburuk para gadis), Kamu akan melihat Aizawa sebagai pangeran di atas kuda putih yang akan membawamu menjauh dari kehidupan membosankan.


Aku ingat dia tidak mendapat peringkat yang baik di ujian tengah semester, tetapi dia masih di kursus khusus.


Dia mungkin bisa masuk perguruan tinggi yang bagus.


Jika dia mendapat pekerjaan di perusahaan perdagangan, dia bisa menjadi penjual yang baik.


"…"


Oh tidak.


Saat aku melihat Aizawa, yang tidak memiliki bakat bagus apapun,


Aku merasa... jijik.


Bukan berarti Aizawa itu buruk. Dia persis seperti yang Aku harapkan, pria yang ramah wanita.


Dia adalah pion yang paling nyaman bagiku.


Aku tidak memiliki keluhan tentang itu.


Hanya saja Aku pernah melihat perilaku seperti ini...


Itu sekitar sepuluh tahun yang lalu.


Mau tak mau aku ingat b******n itu.


Pacar ibuku. Yang menyebabkan keluargaku berantakan.


***


Ayah kandungku 10 tahun lebih tua dari ibu Aku. Dia adalah seorang editor di sebuah perusahaan penerbitan.


Ibuku adalah seorang model gravure.


Aku tidak tahu bagaimana tepatnya mereka bertemu. Tetapi pada saat mereka bertunangan, ibuku berusia 22 tahun dan ayah Aku 32 tahun.


Dia berhenti dari pekerjaannya setelah menikah, dan melahirkanku dan saudara perempuanku.


Keluarga kami damai dan setiap hari menyenangkan. Aku yakin itu akan berlanjut selamanya.


Tapi sekarang aku memikirkannya ... pernikahan itu mungkin tidak pantas.


Bahkan setelah kami dewasa, ibuku tetap mempertahankan kecantikan glamornya. Kami bangga dengan kecantikannya sejak muda. Itu membuat kami bahagia setiap kali kami diberi tahu bahwa kami mirip dengannya.


Di sisi lain, ayahku tidaklah tampan, dan sebagai pekerja kantoran, tubuhnya tidak fit dan rambutnya mulai surut saat dia melewati usia pertengahan tiga puluhan.


Aku pikir dia juga prihatin dengan penampilannya. Dia mungkin merasa rendah diri dengan istrinya yang cantik.


Dia selalu bekerja lembur. Mungkin dia mencoba menebusnya dengan uang. Tidak hanya dia kembali terlambat tetapi terkadang tidak kembali ke rumah selama beberapa hari.


"Kapan Ayah akan kembali?"


"Ayah sedang sibuk. Dia bekerja keras untuk kita."


Percakapan di meja makan ini meninggalkan kesan yang kuat di benakku, mungkin karena Aku mengulanginya beberapa kali.


...


Karena ketidakhadiran ayahku meningkat, seorang pria bernama Takashi Takao mulai lebih sering mengunjungi keluarga kami.


"Oh, jadi Kalian Haruka dan Shigure. Mereka sangat lucu, seperti ibu mereka."


Takashi Takao, adalah aktor berbakat yang sering terlihat di drama TV. Pertama kali kami bertemu dengannya adalah di pesta BBQ yang diselenggarakan oleh rekan ibuku.


Akhir pekan itu ketika ayahku bekerja lembur. Ibuku membawa kami ke pesta dan memperkenalkannya kepada kami.


Saat itu, Takao pasti berusia awal 20-an.


Dia memiliki wajah yang netral dan terawat.


Rambut merah dan tindikannya yang stylish memberinya kesan yang keren.


Ini adalah pertama kalinya Aku melihat pria seperti itu yang merawat kulit dan kukunya dengan baik.


Sikapnya seperti penampilannya.


Tapi aku membencinya.


Bahkan sebagai seorang anak, Aku merasa tidak nyaman melihat betapa dekatnya dia dengan ibuku. Kebencianku semakin kuat dengan seringnya dia mengunjungi kami di rumah.


Ketika dia bersama ibuku, dia mengabaikan kehadiran kami seolah-olah kami tidak pernah ada.


Tentu saja, perselingkuhan yang begitu berani tidak akan berlangsung lama. Ayahku menangkap basah mereka. Tapi dia tidak membantah. Mungkin dia tidak bisa benar-benar marah karena dia merasa bersalah atas ketidakmampuannya.


Pada saat itu jika dia menunjukkan emosinya dan menegur ibuku, bahkan dengan kekerasan, hasilnya akan jauh berbeda.


Aku pikir itu karena dia tahu ibuku selingkuh di belakang punggungnya.


Ada banyak hal yang tidak kuketahui. Dan itu semua sudah berlalu sekarang.


Aku tidak bisa memastikannya lagi.


Akhirnya mereka pun bercerai.


Keluarga bahagia kami yang ku yakini tidak akan pernah berakhir hancur. Aku harus tinggal dengan ibuku dan kakak perempuanku pergi dengan ayahku.


Tentu saja, setelah ini, ibuku menoleh ke Takao, pria yang selama ini dia selingkuhi. Dugaanku benar, seorang pria yang menggoda wanita menikah dengan dua anak untuk berselingkuh dengannya bukanlah manusia yang layak.


Dia mencampakkan kita. Bagaimanapun, ibuku hanyalah seorang wanita tua yang mengalami masa-masa sulit baginya.


"Kau harus tahu tempatmu. Sekarang pergi dari sini."


Kata-katanya terukir jauh di dalam hatiku.


Mau tak mau aku melihat ibuku terisak-isak selama berhari-hari.


Dia pisah dengan ayahku, memisahkan kakak ku dengan ku. Pacarnya mencampakkannya. Dan kemudian kami tidak punya tempat tujuan.


Inilah yang dia dapatkan setelah mempermainkan hati kami.


Betapa bodohnya dia.


Sejak itu, Aku berhenti percaya pada cinta atau romansa. Untuk seorang gadis, itu hanya ilusi.


Aku masih merasakan hal yang sama.


Aku tidak ingin mengubah diriku.


Aku tidak ingin menjadi bintang dari sebuah percintaan yang bodoh.


***


"Oh, itu menyenangkan!"

"Kamu benar-benar mendominasi. Nice game"

"Aku tidak pernah berpikir Aku akan kalah dalam bowling. Sungguh menyedihkan "

"Ha ha ha. Tapi, Ai hanya pandai bermain dengan perempuan."


Setelah bermain bowling, kami pergi dan berjalan di sepanjang jembatan penyeberangan menuju stasiun.


Saat itu jam 6 sore.


Saat musim panas hampir berakhir, langit malam diwarnai dengan warna merah cerah.


Sebentar lagi mulai gelap. Tetapi bagi orang-orang ini hari mereka baru saja dimulai. Dan topik pembicaraan beralih ke bagaimana mereka akan menghabiskan malam ini.


"Hei, hei. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Kamu lupa! kita memutuskan untuk berpesta pada malam Sabtu ini."

"Ah! Iya!"


Salah satu dari mereka memberi isyarat seolah ingin meminum sesuatu, dan semua orang setuju.


Tentu saja, ini jelas bukan bubble tea.


Tapi Aku tidak mau.


Itu jelas karena Aku tidak minum alkohol. Dan aku tidak ingin minum di depan orang-orang brengsek ini. Hanya saja Aku tidak ingin menunjukkan celah.


Mereka di sini untuk memburuku, seorang mangsa, secara taktis.


Mereka ingin menyeretku ke pesta mereka, membuaAku mabuk, dan kemudian mereka menikmati* ku.

[TN: Don't ask me]


Ini adalah cara tercepat untuk meniduri gadis yang polos dan lugu.


"Jadi mari kita ambil beberapa dari toko swalayan dan pergi ke rumah Masa. Kau ikut dengan kami, kan Shigure?"


Way of Deflowering.


Oh! Begitukah caramu bermain.


Aku telah melakukan cukup banyak cara untuk membuktikan cinta(palsu) ku untuk Aizawa. Aku tidak perlu melakukan apa pun.


Ini cukup untuk hari ini.


Dia tidak akan menolak. Karena dia tidak ingin merusak hubungan kita yang baru terbentuk.


Aku berbalik dan menghadapi Aizawa.


"Um, Aizawa-Sa ——————— Eh?"


Pada saat itu juga.


Pemandangan taman di bawah jembatan. melintas di penglihatanku saat Aku berbalik. Aku kehilangan kekuatan dan penglihatanku melemah.


Jantungku berdegup kencang seolah jadi gila.


Aku berkeringat seolah-olah Aku berada di sauna, namun tubuhku menggigil.


Aku merasa sakit...


Aku menutup mulutku dengan tangan.


Seolah-olah isi perutku telah dibalik.


Aku bisa merasakan asam yang berputar-putar di perutku. Seolah akan keluar dari mulutku.


Dan itu menyakitkan…


Kenapa ini...


Aku tidak tahu mengapa Aku seperti ini ——— Uu.


"Hmm? Apa yang salah Shigure? Kita berteman sekarang, ayo pergi."

"…"

"Shigure-chan? Kemana kau melihat?"

"Maafkan aku ... Aku merasa tak enak badan, aku akan pulang."

"Tidak! Shigu ~ nyan baik-baik saja sampai beberapa saat yang lalu!

"Betul sekali. High Score Girl Ayolah."

"Jangan khawatir. Ini akan menyenangkan."

"Yeah baby. Kami akan memulai malam dengan keras."

"Hentikan, kalian."


Aizawa yang menegur teman-temannya.


“Sepertinya dia sedang tidak enak badan. Aku tidak ingin memaksanya jadi biarkan saja ya! Shigure, bagaimana perasaanmu? Akan sulit untuk mengendarai kereta. Aku tahu tempat di dekat sini. Ayo pergi ke sana agar kamu bisa istirahat."


Aizawa meletakkan tangannya di pundakku.


Jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, dia akan memaksaku.


... Aku tidak tertarik pada cinta atau romansa.


Itu hal paling sepele dan dengki di dunia.


Aku tidak peduli dengan kemurnianku.


Itu adalah sesuatu yang harus ku buang suatu hari nanti.


Tidak peduli dengan siapa.


Bahkan jika itu adalah pria yang paling buruk.


Itulah yang Aku pikirkan.


Ah. Tapi sekarang...


Nafasnya di rambutku.


Tangannya di pundakku.


Keinginan keji-nya ditujukan pada tubuhku.


Segala sesuatu tentang orang ini —————— sangat menjijikkan. Aku tidak tahan.


"Ayo pergi. Jangan khawatir. Aku akan menjagamu dengan baik. Baik."

"Aku akan pulang…"

"Apa itu tadi? Aku tidak bisa mendengarmu."


Dia mengencangkan cengkeramannya di bahuku.


Kukunya terkelupas.


Dia bersikeras bahwa dia tidak akan membiarkan Aku pergi.


Saat itu, tubuhku sudah bergerak.


Aku menurunkan tubuhku dan menarik tangannya, dikombinasikan dengan tendangan tajam yang seakan membelah tanah.


Aizawa jatuh ke tanah.


Saat dia jatuh ke tanah, Aku mengangkat tumitku dan menginjaknya tepat di sebelah wajahnya.


Sandal heelku, yang tidak bisa menahan kekuatanku, patah.


Aizawa terpana oleh tindakan kekerasan yang tiba-tiba ini, dan aku berteriak padanya.


"Aku bilang aku akan pergi!"


Mereka tidak mengejarku.


***


Udara membeku setelah amukan Shigure.


Punggungnya menyusut di kejauhan saat dia berjalan pergi. Kemudian akhirnya mencair.


Saat para pekerja kantor dalam perjalanan pulang dan para siswa di depan stasiun berdesakan, teman-teman Aizawa berkumpul di sekitar tubuh jatuh Aizawa.


"Oh, hei, kau baik-baik saja, Ai?"

"Ada apa dengan gadis itu? Dia berubah terlalu cepat. Dia monster."

"Apa yang harus kita lakukan, Aizawa? Haruskah kita mengejarnya? "

"Oh? Penculikan? Maka kita harus menggunakan beberapa kekuatan."


Tapi Aizawa menggelengkan kepalanya.


"Tidak, Aku tidak papa. Itu tidaklah buruk.. di samping itu..."

"Di samping itu?"

"Mungkin sedikit… Tapi ———— Rasanya sangat menyenangkan."

"... Apaaaaaa...?"


---------------------------------------------------------------------------------------------------------




I Kissed My Girlfriend's Little Sister : CH 12 RISKY x LESSON


“Uwaa ~ Karaage-nya enak ?!”


Saat Kau menggigit-nya, akan terdengar suara -kreess-. Diikuti dengan semburan saus yang menyebar ke mulut dan aroma rempah-rempah yang membuatmu ingin lebih.


Karaage yang baru digoreng adalah yang terbaik.


"Kau koki yang luar biasa dan gadis tercantik kedua di dunia. Kau pasti akan menjadi ibu rumah tangga terbaik. Karena aku, kakakmu, menjaminnya. Hahaha ~!"


Aku mengirimkan pujian yang tulus kepada Shigure, yang duduk di hadapanku.


Aku sangat bangga padanya.


Menu di atas meja selalu sempurna sejak dia datang ke sini.


Tidak peduli seberapa besar Aku berterima kasih padanya, itu tidaklah cukup.


Saat aku mengungkapkan perasaanku, Shigure bertanya


"Um, bolehkah Aku mengajukan bertanya?"

"Hmm? Apa itu?"

"Kamu sekitar 50% lebih menyeramkan dari biasanya. Apa ada masalah?"


Haha, gadis ini.


Aku baru saja memujinya, tapi kenapa dia berbicara seperti itu?


Tapi Aku tidak keberatan dengan nada kebencian seperti itu untuk saat ini. Karena...


"Besok, aku akan berkencan dengan Haruka. Sudah lama sejak kita berkencan terakhir kali. Benar-benar waktu yang lama, dan setelah sesi belajar, Aku sangat menantikan kencan ini! … Itulah mengapa Aku ingin bersikap baik kepada seluruh dunia. Aku bahkan bisa memaafkan seseorang yang menaburkan lemon di Karaageku tanpa persetujuanku."

"Kalau begitu silahkan."

*Meremas*

"Bagaimana? Sekarang, maukah kamu memaafkanku? ”

"Ehm. Tentu saja. Hampir saja, tapi bisa dimaafkan. Hampiir saja."

"Kamu tidak perlu malu. ini lagi."


Mau bagaimana lagi.


Ini perang di tengah perjanjian damai.


Tapi Aku harus… harus mengampuni dosanya.


Saat Aku mengunyah potongan Karaage yang direndam dalam jus lemon, teleponku berdering.


Ini sangat tidak terduga.


Karena orang di layar Hp-ku,


Haruka!


"Oh! Ini dia. Ini pasti pembatalan, aku yakin itu."

"Jangan katakan hal-hal yang tidak menyenangkan!"

"Ngomong-ngomong, 70 persen dari pembatalan dari gadis itu berarti, 'Setelah dipikir-pikir, kamu menyeramkan dan aku tidak ingin bersamamu. Tolong jangan pernah mendekatiku lagi.'"

"Hentikan! Meskipun itu pembatalan, Haruka tidak akan mengatakan itu. Aku akan meneleponnya, jadi harap diam sebentar."

"Okey~"


Dia setuju dan mulai mengunyah beberapa Karaage. Aku meninggalkan ruang tamu dan pergi ke lorong.


Di sana, Aku mengangkat telepon.


"Halo?"

"Selamat malam, Hiromichi-kun. Ini Haruka, apa kamu sibuk?"

"Ya. Aku sedang makan malam, dan Aku berada di ruang tamu. "

"Oh begitu. Aku minta maaf tentang waktunya. Apakah Kamu ingin Aku meneleponmu nanti?"

"Tidak, tidak apa-apa. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi?"

"Baiklah, aku akan membuatnya cepat. Ini tentang kencan kita besok ... "

"Uh…"


Besok


Aku takut dengan kata ini.


Tidak mungkin itu benar-benar pembatalan…?


"Itu, kita sudah berpacaran sekitar dua bulan, kan?"

"U-um"

"Sementara itu, kita sudah belajar untuk memanggil satu sama lain dengan nama depan, kita bisa berpegangan tangan meski masih sedikit memalukan. Dan kau tahu, di rumahku tempo hari, kita bersenang-senang, bukan? Aku pikir kita melakukannya dengan cukup baik."

"O-y-ya."

"Kamu pernah bilang padaku, Jika kita bisa bergandengan tangan dalam sebulan, seberapa dekat lagi kita bisa lebih dekat seumur hidup?"

"Ya. Aku melakukannya."


Itu memalukan.


Aku tidak yakin apa yang Aku pikirkan ketika Aku mengatakan "seumur hidup" pada saat itu.


Tidak… tidak mungkin.


Saat itu dia tertawa. Aku ingin tahu apakah menurutnya aku aneh?


Aku merinding saat mengingat maksud Shigure untuk membatalkan kencan.


Tapi…


"Aku...Aku sangat senang karena aku tahu kamu ingin bersamaku selamanya. Jadi, kamu tahu. Aku pikir Aku harus berusaha lebih keras dari sini."

"Apa yang Kamu maksud dengan berusaha lebih keras?"

"Agar aku bisa mengambil langkah selanjutnya sebagai pacarmu."

"Ehh?"

"Um. Aku ingin memberi tahumu bahwa Aku takut dan jika Aku tidak memblokir rute pelarianku, Aku tidak akan bisa mengatakan apa-apa! Aku akan menunggumu di stasiun biasanya besok jam dua. Selamat malam!"


Aku ingin tahu apakah dia malu dengan suara aneh yang tidak sengaja kukatakan.


Haruka berteriak dan menutup telepon.


Ponsel itu berbunyi "biip-" untuk memberi tahuku bahwa panggilan itu terputus.


Aku berdiri di sana, masih memegang telepon di telingaku.


Kata-katanya terngiang di kepalaku.


Itu adalah pernyataan yang jelas yang tidak menyisakan ruang untuk kesalahpahaman.


"Shi-Shi-Shigure! Shigure, Shigure, Shigure, hey-hey!"


Meskipun tidak dapat menahan kebahagiaan, keterkejutan, dan rasa malu, Aku berlari ke dalam dengan kecepatan penuh, mencari bantuan.


"Ya, ya, ya, ya. Shigure disini."

“Haruka ~ memberitahuku bahwa dia ingin memajukan hubungan kita."

"Hah. Itu hal yang bagus."


Dia tampak terkejut sesaat. Tapi segera menatapku dengan wajah kesal.


"Kalau begitu kenapa kamu tidak menghabiskan Karaage itu? Aku sudah kenyang."

"Tidak tidak! Aku berbicara tentang langkah selanjutnya. Langkah selanjutnya setelah berpegangan tangan. Apa itu? Sebuah pelukan?"

"Hmm! Kamu memiliki skala cinta yang tepat, Onii-san?"


Eh… bisa jadi sedikit berbeda.


* Abaikan Shigure *


"Jika ini bukan pelukan, mungkinkah…?"

"Biasanya langkah selanjutnya adalah kiss."

"Ki-ki, Kiss!!??"


Benarkah?


Ah iya. Wajar jika sepasang kekasih saling berciuman. Hari itu kami begitu dekat hingga bibir kami hampir bersentuhan. Woo hoo. Ini adalah kesempatan besar… tapi apakah kita benar-benar akan ber-berciuman besok?


Bibir lembutnya terkunci dengan bibirku.


"Kyaaa ~ Aku gugup! Bagaimana Aku harus menciumnya? Aku belum pernah melakukannya. Uwa ~ Apakah ada gaya yang harus ku ikuti? Gadis-gadis tahu tentang hal ini kan? Jika kau baik maka beri tahu aku!"

"Menurutmu aku ini apa?"


Dia menyipitkan matanya dan menatapku.


Aku pikir dia punya banyak pengalaman… Apa Aku salah?


Dia menatapku dengan mata menyipit. Ada ekspresi nakal di wajahnya dengan kilatan licin di bawah matanya.


Aku tahu.


Aku tahu apa yang akan dia katakan dan itu pasti tidak baik.


"Hmm, itu masalah besar. Jika Kamu sangat gugup, mengapa Kamu tidak berlatih?"

"Latihan? Untuk apa… berciuman?"

"Iya. Soalnya, ada model yang sempurna tepat di depan mu. Kembarannya yang berharga, yang terlihat, bersuara, dan berbau persis sama dengan pacarmu."

"Ah!"

"Jadi, kenapa kamu tidak menganggapku sebagai Nee~chan dan berlatih menciumku? Dengan cara ini kamu bisa bersiap untuk besok, kan?"


Oh! Sungguh makhluk yang jahat.


Mengatakan hal-hal buruk seperti itu...


"Dasar bodoh! Aku tidak bisa melakukan itu!"

"Aku tidak keberatan. Aku siap secara mental, Kamu tahu."

"Kau! Kau seorang perempuan, Kamu tidak boleh mengatakan sesuatu dengan mudah, meskipun itu lelucon. Ini terlalu banyak."

“Heh! Kamu sangat manis. lucunya. sayangnya, hubunganmu dengan Nee~chan tidak akan bertahan lama."


Apa—


Aku membuang muka.


Setelah beberapa saat, Aku merasakan hawa dingin di punggungku.


Aku melihatnya tertawa.


Itu bukan senyum iblis yang biasa.


Senyuman yang lebih kejam dari iblis sekalipun, seperti dia sedang memandang rendah seekor serangga.


"Apa artinya?"

"Persis seperti yang ku katakan. Akan kuberitahu, Nee~chan akan segera putus denganmu."

"Kenapa kau begitu yakin?"

"Aku yakin, karena gadis mana pun akan muak dengan pria yang tidak begitu baik sepertimu. Kamu harus mengikuti Aizawa-san dari kelas kami sebagai model untuk kebaikan."

"What the h**l… Aizawa?"


Suara aneh keluar dari mulutku.


Karena Aku tidak bisa menahannya.


Akira Aizawa. Teman sekelasku di tahun kedua kursus khusus.


Dia adalah pria sembrono yang selalu menertawakan gadis-gadis yang dia ganggu dengan teman-temannya.


Aku percaya dia memiliki reputasi yang sangat buruk di antara para gadis.


Aku tidak peduli jika mereka mengatakan Aku tidak baik. Tetapi jika mereka membandingkanku dengan Aizawa itu maka Aku akan marah.


"Aizawa adalah musuh setiap wanita. Banyak gadis, termasuk yang dari kelas kami, menangis karena dia."

"Tapi gadis-gadis mencintainya, bukan?"


Itu hanya karena dia memiliki wajah yang bagus.


"Dia tidak begitu tampan. Dari segi penampilan dia tidak lebih baik darimu, Onii-san."


Faktanya, aku juga merasa penampilan Aizawa tidak terlalu bagus.


Bentuk mata, hidung, dan bagian kecil lainnya pada dasarnya berbeda.


Itu sebabnya Aku selalu bertanya-tanya, mengapa pria seperti dia populer?


Aku tidak bisa membalas kata-katanya yang tepat sasaran.


Dan Shigure melanjutkan,


"Kamu tahu apa yang sering dikatakan gadis, 'Aku suka orang yang baik.' Kamu tahu, pria tidak menarik sepertimu menganggapnya serius, tapi itu kesalahan besar."


Kata-kata seorang gadis selalu subjektif.


Dalam hal ini, kata "baik hati" tidak berarti lembut dalam arti umum, tapi baik padanya, pacarnya— dengan kata lain, rasa nyamannya.


"Aizawa-san memang bukan pria yang baik, tapi gadis yang bersamanya merasa beruntung bisa menjadi pacarnya. Karena dia tidak akan membiarkannya khawatir."

"Dia tidak membiarkan mereka khawatir…?"

"Keraguan seperti, Aku ingin tahu apakah dia benar-benar menyukaiku. Berapa banyak yang harus ku katakan agar dia menyukaiku? Haruskah Aku menutup jarak hari ini? Aku ingin tahu apakah dia puas. Saat menjalin hubungan, Kamu harus banyak berpikir. Sambil mengulanginya lagi dan lagi. Itu merepotkan, bukan?"


Oh…!


“Orang-orang seperti Aizawa-san, tidak membiarkan gadis mengkhawatirkan hal-hal itu. Mereka begitu aktif sehingga mereka tidak punya waktu untuk berpikir, dan itu tidak akan membuat gadis itu merasa tidak nyaman. Dia melewati hal hal rumit dan hanya memberinya nikmatnya cinta. Tidak peduli betapa remehnya hal itu bagi dunia, tetapi baginya, itu kebaikan, bukan? Ya, dia baik. Dia jauh lebih baik daripada kamu Onii-san, yang mengganggu adiknya setelah mengakhiri panggilan telepon dengan pacarnya."

"Itu—"


Aku tidak bisa berkata apa ap.


Aku yakin.


Akal sehat "bersikap baik pada gadis" yang ada dalam diriku, salah dari akarnya.


Tidak, meskipun itu tidak salah sebagai akal sehat, itu salah untuk menerapkannya pada seorang gadis yang merupakan pacarku.


Itulah mengapa Aku memutuskan untuk menelepon lagi, tapi...


"Ini sudah berakhir. Tidak ada gunanya membicarakan apa yang telah berlalu. Pertanyaannya adalah, apa yang akan kamu lakukan sekarang? Apakah Kamu ingin mencari alasan di kata-katanya dan menunggunya mendekatimu? Atau apakah Kamu ingin menutup jarak dengan keberanian?"

"Tentu saja aku akan——"


Aha!


Aku akan melakukannya.


Aku hendak mengatakan itu, tapi Shigure menyela seolah-olah aku bodoh.


"Kamu pengecut, Onii-san."

"Apa?"

"Kamu bahkan tidak bisa bersikap keras di depanku, salinan palsu dari pacarmu. Aku bertanya-tanya bagaimana orang lemah sepertimu akan membuat pacarmu jatuh kepadamu?... Pokoknya, perasaan Nee~chan itu penting, jadi jangan bertindak sembarangan. Apakah Kamu pikir Aku tidak tahu apa yang Kamu lakukan selama ini? Itulah yang selalu Kamu lakukan. Dan buktinya adalah Kamu bahkan tidak bisa membalasku meskipun kamu sudah sering diejek. Pfft... ”

"Geh…"


Kenapa?


"Tidak masalah. Kamu dapat menggunakan tubuhku sebagai alat pelatihan sebelum melakukannya dengan Nee~san. Kamu bisa dengan paksa menutup mulutku yang menjengkelkan. Aku memberikan tawaran yang sangat bagus. Apakah kamu masih takut?"

"~~~~!"


Kenapa kau berbuat sejauh itu?


"Tidak bisa berbuat apa-apa? Dasar menyedihkan. Kukira hubunganmu tidak akan bertahan lama. Akan lebih bagus jika Kamu putus dengan cepat sehingga Aku tidak perlu khawatir tentang menyembunyikan sesuatu dari Nee~san. Oh iya, Aku akan menjagamu dengan baik. Lagipula aku sangat menyukai Onii-san yang lemah dan menyedihkan."

"Cukup!"


Tatapan memalukan di matanya.


Senyuman mengejek di bibir lembutnya.


Rasa tidak hormatnya, dipaksakan padaku seperti puisi.


Semua itu membuat inti otakku terbakar.


Aku sangat marah.


Aku bereaksi secara impulsif dan memaksanya turun.


Aku meraih kedua lengannya, menekannya ke tatami, dan duduk di atasnya sehingga dia tidak bisa menahan diri.


Sepertinya Kau tidak mengharapkan Aku menerima tantangan ini.


Mata Shigure membelalak karena terkejut. Tubuhnya gemetar karena kebingungan.


Aku menahannya dengan paksa.


Aku tidak ingat kapan terakhir kali Aku bersikap kasar dengan seorang gadis.


Sekolah dasar? Taman kanak-kanak? Aku bahkan tidak ingat. Mungkin ini pertama kalinya dalam hidupku.


Ya, otakku sudah cukup panas untuk memikirkan hal itu.


Dan sekarang Aku tidak tahu apa yang harus Aku lakukan selanjutnya?


Apa,


"——!"


Kemudian, otakku mendingin seolah-olah telah disiram air es.


Aku meraih pergelangan tangan mungilnya.


Dia melawan dan mencoba menyingkirkanku.


Betapa lemahnya dia.


Aku yakin dia sedang memikirkan semacam gerakan seni bela diri. Tetapi bahkan dengan pelatihan, seorang gadis tidak cukup untuk mengusir laki-laki yang sedang duduk di atasnya.


Tangannya yang lembut dan kurus sangat pas di telapak tanganku.


Karena lengannya begitu tipis, kekuatannya untuk melawan sangat lemah.


Jika Aku mau, Aku bisa melakukan apa saja pada boneka kecil yang rapuh ini.


Aku bisa melakukan apa saja untuk adik kecilku ini, yang sudah meludah citra dari pacarku.


Tapi, Aku tidak bisa melakukannya


Aku melonggarkan cengkeramanku.


"Maafkan Aku!"


Aku takut.


Aku membiarkannya pergi dan berdiri.


Shigure tersenyum polos.


"... Kamu bisa melakukannya jika kamu mencoba, bukan?"

"...!"

"Ada sedikit kerugian saat memaksa, tapi itu jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa."

"Apa yang kamu bicarakan, Shigure?"

"Onii-san, kaulah yang ingin mengetahui hal-hal terlarang dari perempuan. Apakah itu cukup? Kamu tahu apa masalahmu, Kamu terlalu menghargai perempuan. Itu salah. Atau mungkin lebih baik mengatakan Kamu juga takut pada mereka. Tetapi jika Kamu menunggunya untuk bergerak, dia akan bosan denganmu. Ekspresikan lebih banyak emosimu. Jangan menyembunyikan emosimu saat menunggunya memberi tahumu apa yang ada dalam pikirannya. Ini mungkin mengejutkan atau membuatnya takut dalam beberapa kasus, tetapi jika ada cinta di balik tindakan Kamu, dia akan membiarkanmu melakukannya. Kamu tahu perempuan tidaklah berpikiran sempit."

"…"

"Dan itulah akhir dari Shigure Sensei's Forbidden Lecture. Sekarang selesaikan makanmu biar bisa kucuci piringnya."


...Oh. Sekarang Aku mengerti.


Aku tidak yakin mengapa Shigure, yang dapat dengan mudah mengetahui perbedaan antara "Joke" dan "Quarrel", melanggar kalimat itu.


Kenapa dia menggigitku begitu keras sampai aku kehilangan ketenanganku.


Alasannya sederhana: Shigure ingin aku merasakan pengalaman menyentuh seorang gadis, yang dipenuhi dengan cinta dan emosi.


Dan Aku yakin itu bukan untukku.


Itu untuk Haruka.


"…… kau cukup manis."

"Kamu sudah menyadarinya sekarang? Kamu tidak bisa menilai orang dengan baik."


Mungkin dia marah.


Karena kakaknya laki lakinya yang menyedihkan (Aku), kakak perempuannya harus melakukan panggilan telepon seperti itu.


Wajar baginya untuk marah.


Aku kewalahan dengan panggilan teleponnya, tapi itu karena aku yang tidak berharga ini yang mengkhawatirkan Haruka.


Aku tidak dapat membayangkan seberapa besar keraguan dan kekhawatiran yang dia alami sebelum meneleponku.


Dia pasti sangat gugup.


Ketika Aku memikirkannya, alih-alih merasa gembira, Aku merasa ingin memukul diriku sendiri karena tidak tahu berterima kasih.


Perasaan yang sama yang dimiliki Shigure untukku saat ini.


Itulah mengapa Aku bersumpah untuk Shigure.


"Dengar, Shigure. Aku pasti akan mencium Haruka besok. Dan tentu saja, Aku akan memulainya. Mungkin dia akan terkejut atau menolakku, tapi aku akan melakukannya. Dialah yang menembakku. Jika Aku tidak melakukan ini, Aku tidak akan bisa menyebut diriku laki-laki."

"Baiklah… semoga beruntung."

"Terima kasih. Akan kulakukan yang terbaik."


---------------------------------------------------------------------------------------------------------