Thursday, May 27, 2021

Dragon Chain Ori : Chapter 1 Part 2

Dragon Chain Ori

Chapter 1 Part 2


Academic City Alcazar

Kota dimana Solminati Academy didirikan dan terkenal sebagai kota pendidikan. Akademi terletak di pusat kota dengan jalan seperti sarang laba-laba dibangun di sekitarnya. Di bagian utara kota terdapat institusi politik seperti badan administratif yang mengontrol politik dalam kota. Institusi politik itu dikelola oleh bangsawan dari masing-masing negara.

Bagian timur merupakan kawasan sipil, banyak asrama siswa dan rumah warga di area itu, bagian selatan merupakan kawasan komersial, tempat berkumpulnya berbagai suplai dan barang dari berbagai negara, menjadikannya pusat ekonomi di kota ini. Ada juga guild petualang di mana para siswa bisa mendapatkan pekerjaan tergantung rank mereka.

Bagian barat merupakan distrik pengraji. Distrik ini ditempati oleh banyak pengrajin, mereka memanfaatkan teknik masing-masing dari negara mereka seperti pandai besi, dokter, dan lain-lain, tiap hari bisa dilihat bahwa mereka saling bersaing satu sama lainnya.

Jalan membentang ke utara, selatan, timur, dan barat menuju keluar kota dan hutan lebat menyebar di luar jalan, menghalangi orang yang ingin masuk. Berbagai monster muncul di hutan ini, mulai dari monster yang mana orang biasa dapat tangani hingga monster yang dapat membuat petualang veteran kewalahan.

Namun, monster yang kuat hidup di kedalaman hutan dan tidak akan muncul di sekitar kota dan jalan raya. 

Sebuah gubuk dibangun di hutan itu untuk mengawasi para monster. Seorang anak laki-laki dan seorang wanita tua saling bertukar pukulan di halaman gubuk. Mereka adalah Nozomu Bountis, seorang siswa yang berada di posisi terendah dan wanita tua yang bernama Shino. Pertarungan dimenangkan oleh wanita tua itu. Pertarungan ini tak bisa dibandingkan saat melawan Mars di akademi. Dia mampu mengatasi serangan Mars, tapi pertandingan dengan wanita tua itu lebih sepihak dan Nozomu hanya seperti mainan di hadapan wanita tua itu.

Selama 3 kali serangan terjadi, postur tubuh Nozomu hancur dan dia terkena pukulan. Wanita tua itu segera mengejar Nozomu yang berguling di tanah dan mengayunkan katananya tanpa ragu-ragu.

Nozomu memusatkan kekuatan pada kakinya dan dia menggunakan salah satu teknik Qi, "Instan Move ". Dia bergerak secara instan, tetapi wanita tua itu segera menggunakan teknik yang sama untuk mempercepat dan melayangkan tebasan. Wanita tua itu bergerak ke belakang Nozomu yang mundur dan menebasnya dengan sebuah teknik pedang. Nozomu tidak bisa berhenti karena momentum yang dia alami, jadi dia memutar tubuhnya dengan satu kaki untuk menangkis tebasan itu tapi postur tubuhnya langsung hancur.

Wanita tua itu terus mengejar Nozomu. Melawan Kekuatan wanita tua itu, Nozomu memiringkan katananya, merilekskan kakinya dan merendahkan tubuhnya. Kejaran wanita tua itu tidak bertujuan untuk menebas Nozomu tapi untuk menyelinap dan berputar. Namun, di pada saat yang sama, tendangan wanita tua itu melayang.

Nozomu tahu tidak mungkin menghindarinya saat tubuhnya merendah. Dia memfokuskan kekuatan ke kakinya, lompat ke belakang dan secara bersamaan mencoba menangkis dengan gagang katana miliknya, tetapi tubuhnya malah terpental. Nozomu, yang terbaring di tanah, tidak punya waktu untuk memulihkan postur tubuhnya dan wanita tua itu mengejar dan menusukkan katananya ke leher Nozomu.

"……Aku menyerah"

"Hmm, jalanmu masih panjang.”

Wanita tua itu berkata sembari meletakkan katana-nya.

Wanita tua ini, Shino adalah mentor pedang Nozomu. Dia bertemu dengannya saat Nozomu sedang berlatih di hutan. Saat itu, dia ditinggalkan oleh Lisa dan putus asa karena tidak bisa memenuhi sumpahnya dan dia hanya bisa berlatih dengan keras.

Itu bukanlah latihan tapi pelarian. Dia berusaha untuk tidak memikirkan kekasihnya dengan berlatih sampai tubuhnya menjadi rusak. Semuanya dimulai ketika wanita tua itu memanggil Nozomu karena dia tak tahan dengan kekasaran dan ketidakgunaan dari latihan itu.

"Sudah waktunya untuk makan malam, Nozomu siapkan makanan."

"Ya, Shisho"

Nozomu menjawab suara wanita tua itu. Meski suaranya terlihat lelah dia tetap menyiapkan makan malam dengan ekspresi yang tenang.

(Masih kasar, tapi dia terus berkembang.)

Dia menatapnya dan bergumam pada dirinya sendiri.

Ketika dia bertemu dengan Nozomu, Nozomu sedang berlatih di hutan, tetapi dalam kondisi yang sangat buruk. Otot-ototnya tipis dan pipinya terbakar karena latihan berulangnya yang tidak memberi waktu baginya untuk pulih dari kelelahan yang diakumulasi di tubuhnya. Kulit tangan yang memegang pedang terkelupas, persendiannya bengkak dan tubuhnya compang-camping. Itu terlihat sangat mengerikan sampai-sampai dia ingin mencoba untuk menghentikannya, tetapi tidak ada tanda kalau dia ingin menghentikan Nozomu. Wajahnya saat itu terlihat seperti wajah orang mati, di belakang matanya terdapat emosi negatif yang bahkan lebih gelap dari penampilan Nozomu. Ketika dia melihat bayangan dirinya di mata Nozomu, dia merasa jijik dan segera meninggalkan tempat itu. Pada satu titik dia memutuskan untuk mengabaikan Nozomu tapi seiring berjalannya waktu dia malah khawatir dengan Nozomu.

bahkan jika dia mencoba untuk tidak memikirkannya sebuah Karma tetap melintas di kepalanya dan ketika dia pergi melihat situasi, Nozomu malah diserang oleh binatang iblis.

Yang menyerang Nozomu adalah kawanan anjing liar. Itu adalah binatang iblis yang dapat ditemui di penjuru benua dan biasanya selalu berkelompok. Sebagai binatang iblis anjing itu hanyalah monster tingkat rendah yang bahkan petualang biasa pun bisa mengatasinya, tapi bagi Nozomu level ancaman anjing itu setara dengan tingkat nagak arena kelelahan yang dialami tubuhnya.

Kesadaran Nozomu perlahan menghilangterdapat luka dan darah di sekujur tubuhnyaTak ada orang disekitar yang bisa membantunya. Orang biasa pasti akan menyerah dalam situasi itu, tapi dia tidak. Dia melawan anjing liar itu, meskipun dia kehilangan cukup banyak darah yang dapat membuatnya mati.

"Aku.... tidak ingin mati"

"Jangan menyerah"

Ilmu pedang dan taktik nya masih belum matang. Namun, matanya yang berisi emosi negative dengan jelas memancarkan keinginan untuk hidup tanpa dia ketahui. Saat melihat Nozomu, dia menebas Anjing Liar yang menyerangnya. Seminggu kemudian, di depan gubuknya, dia melihat seorang anak laki-laki memegang katana, bukannya pedang.

[TN: Maksudnya disini Nozomu dah gak pake pedang 2 sisi ( ex : longsword )]

==========================================

POV Nozomu

Setelah makan malam dan bersih-bersih, Aku duduk sembari minum teh di depan Shisho yang juga meminum teh setelah makan.

Aku bertemu Shisho dan belajar ilmu pedang, sampai sekarang terdapat banyak hal yang sudah kupelajari. Aku merasa seperti bisa melihat cahaya di dalam kegelapan.

Dibuang oleh Lisa, Aku tidak bisa memenuhi sumpah ku, dan tidak ada orang disisiku. Melarikan diri dengan melakukan latihan yang gila setiap hari, diserang oleh Anjing Liar hingga compang-camping. Di perbatasan antara hidup dan mati, Aku sudah merasa "Aku tidak ingin mati" daripada perasaan "Aku ingin mati". Perasaan "Aku tidak ingin mati" menjadi perasaan "Aku ingin hidup", dan sekarang menjadi perasaan "Aku tidak akan menyerah".

Aku diselamatkan oleh Shisho, menjadi muridnya, dan berlatih di bawah bimbingannya.

Sungguh menyakitkan mengingat Lisa. Tapi sekarang Aku merasa lebih ringan dari sebelumnya.

Mungkin karena ada Shisho sekarang.

Dengan pemikiran itu, Aku melihat Shisho mengunyah manisan dengan senyuman lebar. Aku merasa ingin tertawa melihat penampilan Shisho yang memiliki kekuatan seperti iblis, tapi memiliki sikap yang tidak cocok dengan usianya.

"Kenapa kau melihat wajahku. Apa kau mencintaiku sekarang?"

Dengan segera, Aku menyerang balik Shisho yang sedang bahagia.

"Tolong pikirkan tentang usiamu dulu sebelum bicara. Tidak peduli berapa umurku, kau terlalu tua untukku! "

Mengatakan hal yang tak perlu aku merasa rasa merinding di punggungku. Shisho melancarkan tinjunya dan mengeluarkan gelombang dari pukulannya. Aku terkejut dengan akurasi pukulan Shisho karena gelombang nya sama sekali tidak menyentuh manisan di meja.

"Nozomu, Apa yang kau katakan !?"

Shisho menatapku dengan ekspresi seperti naga di wajahnya. Secara reflex aku melindungi diriku dengan meminta maaf kepada Shisho.

"Tidak, maksudku…. aku hanya terpesona oleh Shisho"

Shisho dengan tidak perlu memamerkan teknik tingkat tinggi meskipun tadi hanya sebuah Tsukkomi. Dia pensiun di tempat seperti ini, tapi kemampuannya tidak diragukan lagi adalah salah satu yang terbaik di benua ini. Aku ingat ketika Shisho berkata, “Aku setara dengan pendekar pedang terhebat di akademi.”*

[TN : “と言っていたのを覚えている”]

Ngomong-ngomong, pendekar pedang terbaik di sekolah adalah Jihad Roundel. Dia adalah seorang ksatria Rank S dan pendekar pedang terkenal di benua. Orang yang Ranknya sama seperti Shisho. Aku ingin tahu orang macam apa dia.

Saat tenggelam dalam pikiran seperti itu, sekarang saatnya untuk menyelesaikan minum teh dan kembali ke asrama.

"Kalau begitu, Shisho. Aku akan kembali ke asrama.”

"Um, sampai jumpa besok."

"Ya, selamat malam Shisho"

=============================================

[POV Shino]

Aku melihat punggung Nozomu dan kembali ke gubuk. Dia menjadi lebih kuat, dia tidak menyadarinya karena kemampuan fisiknya ditekan oleh -Ability Suppression- miliknya, dan kemampuan berpedangnya belum mencapai levelku, tapi dia cukup dekat. Sekarang dia memang belum bisa meraihku. Tapi mengingat pertumbuhannya tahun lalu, ini tidaklah normal.

Sejak awal, dia lebih cocok menggunakan katana daripada pedang lurus yang digunakan di benua ini.

Daripada menggunakan kekuatan lengannya untuk menyerang, dia menggunakan seluruh Gerakan tubuhnya untuk menebas.

Yang membuatnya kuat tak lain adalah usahanya sendiri, walaupun usaha itu berasal dari larinya dari kenyataan. Pada awalnya, Aku menyuruhnya melakukan ayunan sederhana sepanjang hari dan berlari melalui hutan.

Secara alami, dia diserang oleh binatang iblis, tetapi dia berhasil mengatasinya sendiri. Seperti yang kau bayangkan aku mengatasi monster yang terlalu kuat untuknya.

Selanjutnya adalah latihan tempur. Secara alami, Aku menggunakan semua keterampilanku padanya sampai dia sekarat. Dia mudah jatuh, patah tulang, muntah, dan pingsan. Sekarang Dia sudah bisa mengatasinya, dan kecil kemungkinannya Dia akan mengalami cedera serius seperti patah tulang.

Dia telah menerima Latihan yang kuberikan. Pria biasa akan berhenti dalam waktu kurang dari seminggu.

Dengan kekuatannya saat ini, dia pasti bisa melawanku dengan cukup baik kalua saja skill miliknya tidak ada. Meski begitu, fakta bahwa dia tidak bisa memenangkan Latihan tempur dan terhambatnya perkembangannya di sekolah itu karena Ability Suppression miliknyaMembatasi kekuatan, energi, dan kekuatan sihir nya bahkan hamper tidak ada, membuatnya sulit untuk menggunakan sihir, bahkan sihir sederhana sekalipun. Memperkuat tubuhnya dengan Qi dan item hampir tidak berpengaruh dan sihir penguatan tidak dapat digunakan.

Untuk mengisi kekurangan ini, Dia menyempurnakan teknik dan kontrol Qi-nya, tetapi teknik yang dia gunakan adalah yang terkonsentrasi pada satu titik yang tak bisa dihindari, kekuatanya tingkat tinggidan kemampuan membunuhnya sangat tinggi, jadi Dia tidak bisa menggunakannya dalam Latihan tempur.

Kekuatan otot, yang membutuhkan tenaga sesaat, sangat dibatasi oleh skill-nya. Untungnya, kemampuan dasar orang tersebut seperti saraf motorik dan daya tahan tidak ditekan, jadi dia masih bisa melatih bagian itu.

Namun, karena efek dari Qi sangat rendah, perubahannya tidak akan terlihat, dan jika lawan menggunakan pengauatan, lawan akan tetap melampauimu.

Tidak mudah untuk membuatnya bekerja dengan baik.

Hal lain yang perlu dikhawatirkan adalah, aku tak tahu apa tujuannya di masa depan.

Untuk sekarang tujuannya adalah “hidup”, tapi untuk kedepannya hal itu tidak bagus.

Jika Kau bertanya "apa yang membuatmu lebih kuat?", jawabannya adalah Kau membutuhkan "inti di hatimu". Jika Kau punya kekuatan tanpa "inti di hatimu", pada akhirnya kau akan dikuasai oleh kekuatan itu sendiri.

Intinya sudah rusak sekali.

Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan di masa depan, tapi Aku akan mengajari dia segalanya.

Aku tak akan membiarkan dia menyesal, seperti aku.

--------------------------------------------------------------------------------



0 comments:

Post a Comment