Dragon Chain Ori
Chapter 1 Part 1
Solminati Academy, tempat berkumpulnya anak muda dari seluruh benua. Akademi yang dipenuhi dengan impian, harapan, dan ambisi. Akademi ini berlandaskan pada prinsip yang sederhana – meritokrasi* --. Tempat ini tak ada ampun bagi seseorang yang tak dapat mendapat hasil yang memuaskan. Mereka yang dapat mencapainya akan dihormati dan bagi yang tidak, akan dibuang. Ketika Aku, Nozomu Bountis, sedang bersantai di atap yang cerah, Aku mengingat pengalamanku dengan Solminati Academy sejauh ini.
[TN : Meritrokrasi singkatnya
adalah kemampuanmu menentukan bagaimana kau akan diperlakukan]
Aku tiba di sekolah ini dua
tahun yang lalu dengan dua teman masa kecilku, Ken Notis , Sahabatku sejak
kecil dan Lisa Hounds, kekasihku. Lisa benar-benar
cantik, dengan rambut kuncir kuda berwarna merah sebagai ciri khasnya.
Aku masih ingat hari dimana Aku
bertemu dirinya dengan jelas. Saat itu Aku baru berusia delapan tahun, saat memancing
di sungai dekat desa kami, seorang gadis dengan rambut merah pendek mendekatiku.
“H- Halo! Apakah kamu luang ? ”
Saat kulihat siapa yang
berbicara, untuk sesaat pikiranku menjadi linglung. Wajah nya yang memerah dan
ekspresi malunya memikatku. Ku pikir Aku jatuh cinta padanya tepat pada saat
itu.
Kami mulai berbicara dan dia
bercerita tentang dirinya. Keluarganya sering
berpindah-pindah antar negara. Namun, saat ayahnya meninggal, ibunya memutuskan
untuk kembali ke desa ini dan menetap disini agar dia bisa membesarkan Lisa dengan
baik. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia menghormati ayahnya yang merupakan petualang. Petualang persis seperti yang orang pikirkan, seseorang yang menemukan tempat baru
dan selalu dihadapi dengan bahaya tiap
waktunya.
Pada saat itu, Aku tidak memiliki
keinginan untuk menjadi seorang petualang atau pergi berpetualang. Namun, saat itu
Aku masih kecil dan hanya seorang bocah, Aku terpesona oleh kisah pahlawan pada
jaman dahulu. Itulah mengapa kisah yang diceritakan Lisa tentang ayahnya
membuatku terpesona. Kisah-kisah pahlawan yang kami ceritakan satu sama lain membuat
kami tidak sadar akan waktu yang telah berjalan. Kami akhirnya berbicara sampai
malam, meskipun ini baru pertemuan pertama kami.
Seiring berjalannya waktu, kami
akhirnya menjadi sepasang kekasih. Pada satu titik, Lisa memberitahuku mimpi-nya,
dia ingin memasuki Solminati Academy. Motivasi dibalik keputusan ini adalah
bahwa dia ingin mengikuti jejak ayahnya, dia ingin menjadi seorang petualang yang
dapat melihat dunia dengan cara yang sama seperti ayahnya. Saat dia selesai
menjelaskan alasannya kepadaku, dia menunjukkan kecemasan dan menunggu reaksiku.
Pada saat itu, Aku memutuskan untuk memasuki Solminati Academy bersamanya, jadi
Aku bisa mendukung mimpinya. Saat itu motivasi-ku sangat kuat, dengan cintaku
padanya sebagai pendorong utama dan tepat saat itu Aku bersumpah di hatiku
untuk membantu Lisa mencapai tujuannya.
Saat Aku mengatakan keputusanku
padanya, dia mulai menangis.
“Kamu akan melakukannya untukku?”
tanyanya dengan suara gemetar dan pelan.
"Jika gadis yang kucintai
ingin mewujudkan mimpinya, aku akan mendukungnya dengan semua yang
kumiliki"
Aku menjawab dengan tegas.
Dia memelukku erat-erat, dan
matanya terlihat gembira. Dia terisak di dadaku saat aku memeluknya.
Dia terisak sambil berkata
beberapa kata samar, "Terima kasih Nozomu ... Aku senang ... sangat
senang" saat dia mengencangkan pelukannya di sekitarku.
***
Aku tiba-tiba terbangun dari
lamunanku saat bel sekolah berbunyi, menandakan akhir istirahat makan siang.
Aku mendesah pelan dan mulai berdiri membersihkan debu yang ada di bajuku. Aku pergi
untuk kelas siang yang perlu kuhadiri dengan pikiranku yang masih berisi tentang sumpah
yang tidak bisa lagi ku penuhi.
Aku menghadiri kelas 10, yang
kebetulan merupakan kelas dengan peringkat terendah di tahun ke-2. Di dalam
kelas, Aku berada di titik yang paling rendah dan merupakan sasaran empuk bagi
para pembully. Saat memasuki kelas, hanya penghinaan dan olokan yang menyambutku.
Aku mendengar berbagai bisikan
dan cemooh-an ketika menemukan tempat dudukku.
“Si rendahan di sini lagi.”
“Aku berharap dia menghilang saja.”
“Kenapa dia tidak keluar saja?”
Suara-suara tak berperasaan itu
mengguncang hatiku dengan rasa takut dan perasaan tidak enak mulai terasa di
perutku. Aku berusaha untuk tidak membiarkannya terlihat di luar dengan
mengabaikan semua orang. Saat Aku duduk di kursiku, tiga dari teman sekelasku
yang paling tidak ingin kutemui mendekati ku dan berkumpul di sekitar tempat
dudukku.
“Apa tujuanmu datang ke
sini?” Mars, pemimpin mereka dan pria besar di tengah, berkata dengan nada
menghina dan menyindir, seolah-olah dia benar-benar bingung denganku.
Kedua anteknya mencibir, lalu
mengikutinya dengan nada mengejek,
“Aku harap kau menyerah, apa kau
tidak menyadari itu sia-sia?”
“Fakta dimana Kau berpikir bahwa Kau
berada di level yang sama dengan kami sangatlah menjijikkan.”
Mars melihat sekeliling,
memastikan orang melihat perbuatannya.
“Oh, tak ada yang bisa kau
katakan huh? Masuk akal. Yah, dia dibuang oleh Red-Haired Princess. Bukankah
lebih baik dia berhenti bermimpi? ” Mars tertawa.
Tawa Mars menciptakan efek domino
dengan segera hampir semua orang di kelas tertawa bersama dengan ejekannya.
Saat Aku terus melihat ke bawah,
mengabaikan semuanya. Mars semakin kesal, dia memukul mejaku dengan telapak tangannya
dan berbicara dengan tenang namun berisi nada jijik, “Hei, mau sampai kapan kau
akan mengabaikan kami? Apa Kau akan terus mengabaikan kenyataan? "
Bersamaan dengan guru yang datang
ke kelas, Aku menggigit bibirku dalam kemarahan. “Apa yang sebenarnya kalian
lakukan?" Mars dan anak buahnya berbalik, menjawab dengan cekikikan,
“Tidak ada, hanya mengobrol sedikit dengan Nozomu di sini. ”
Guru kami berdiri diam melihat
ketiganya, sebelum pergi ke tempatnya di depan kelas.
Guru memulai menerangkan materinya
yang lama, “Jadi seperti yang kalian semua tahu, sihir adalah proses dari menguatkan
kekuatan mental dari dalam dirimu sendiri. Dengan terus menerus memperkuat
kekuatan mental, Kalian dapat mewujudkan elemen sihir yang berbeda. Sihir bisa
digunakan untuk banyak hal, Kau dapat memperkuat tubuhmu, Kau dapat
mempengaruhi dunia di sekitarmu,…........... ”
Pikiranku melayang dan mulai
memikirkan apa yang Mars katakan kepadaku tadi. Aku teringat akan adegan
menyakitkan ketika Lisa mencampakkan ku. Wajahnya saat itu membuat seluruh tubuhku
menggigil, aku masih bisa mendengar kata-katanya yang penuh rasa jijik saat dia
mengakhiri semuanya.
Lisa mendapat julukan Red-Haired
Princess karena kemampuannya yang luar biasa dan penampilannya. Dia dihormati
dan dipandang tinggi, yang mana itu berkebalikan denganku. Penampilanku normal,
tidak memiliki ciri khas seperti Lisa, nilaiku mengerikan, dan bukannya
dihormati aku sama sekali tidak dihormati dan malah diremehkan. Masuk akal jika Aku
menjadi target bagi orang lain, mengingat Aku berkencan dengan Lisa yang
dianggap sebagi orang yang berkebalikan dariku. Sudah jelas bahwa Aku akan
menjadi sasaran kecemburuan dan kebencian saat dia putus denganku. Selain ini,
semua teman yang ku pikir telah kumiliki, berbalik kepadaku saat kami putus.
Aku tidak tahu bagaimana Aku bisa
berakhir seperti ini, Aku juga tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuk
mencegahnya, tapi Aku yakin salah satu alasannya adalah karena ketidakmampuanku
untuk maju ke depan. Kemajuanku stabil ketika pertama kali aku masuk di akademi
ini, walaupun itu lambat. Namun, Aku selalu bekerja keras. Namun pada satu
titik, Aku di cegat oleh sebuah dinding dan sampai saat ini aku belum bisa mengatasinya. Rasanya seperti ada rantai yang menali semua tubuhku di satu
tempat, menolak untuk membiarkan Aku maju lebih jauh.
Meskipun terus bertahan dengan
keadaan ini aku merasa kesepian. Aku mengikuti kelas dengan serius dan aku bahkan
disiplin dengan diriku sendiri. Aku masih bekerja keras untuk menepati sumpah
yang telah kubuat, meskipun tidak yakin apakah Aku akan memenuhinya atau tidak.
Begitulah caraku hidup dalam
beberapa waktu yang lalu. Namun, seolah-olah dunia tidak cukup kejam, Aku
kemudian mengetahui bahwa Lisa sudah mulai berkencan dengan sahabat masa kecil
kami, Ken Notis. Saat Aku melihat mereka selama latihan, Aku menyadari bahwa
mereka memang cocok saat bersama. Dengan hati masam, Aku harus mengakui bahwa
mereka menunjukkan kerja sama tim yang luar biasa ketika mereka mengalahkan
pasangan lain dalam latihan tempur (mock battle) 2v2. Aku hanya bisa menggigit
bibirku dan dipaksa untuk memahami fakta bahwa aku tidak punya tempat di
sampingnya atau bahkan hatinya.
***
Setelah pelajaran di kelas,
sekarang saatnya untuk pelajaran praktek di tempat pelatihan (Training Ground).
Selain tempat pelatihan, terdapat beberapa fasilitas di sekolah ini, di mana
seseorang bisa bereksperimen dengan hal-hal yang lain, misalnya sihir. Siswa dibagi
diantara fasilitas-fasilitas ini, sehingga masing-masing siswa dapat
mempelajari kemampuan apa pun yang mereka inginkan. Tempat pelatihan dimana kami
berada, dibagi menjadi beberapa area, tempat ini dibagi agar kelas yang lain dapat
menggunakannya pada waktu yang sama.
Fokus latihan hari ini adalah
pertarungan pribadi atau 1v1 dan setiap siswa harus melawan automaton dengan
pedang simulasi yang sudah disediakan. Automaton adalah boneka yang telah di
infus dengan kekuatan sihir yang bisa bertindak seperti pendekar pedang amatir.
Sayangnya, Karena Aku di kelas 10 kualitas Automaton ini cukup buruk, daripada bertindak
seperti pendekar pedang amatir, itu lebih bertindak seperti seorang pemabuk
dengan pedang di tangannya.
Ketika kami telah menyelesaikan pemanasan
guru kami berteriak dengan keras, “Berikutnya adalah latihan tempur berpasangan,
dan aku akan mengumumkan siapa akan melawan siapa ~. " Dia kemudian mulai
mengumumkan pasangan yang berbeda-beda.
Anri Var, guru kelas 10 kami,
pada pandangan pertama dia tampak seperti wanita yang lembut – dan memanglah
begitu dan dia memiliki keunikannya tersendiri. Dia memiliki rambut coklat
bergelombang, mata lembut, dan itu membuat dirinya memiliki wajah yang cantik.
Namun pada pandangan kedua, orang bisa tahu kalau dia punya beberapa baut yang
lepas di dalam kepalanya. Opini umum para siswa adalah bahwa dia tidak
benar-benar cocok untuk akademi ini, yang berlandaskan pada meritokrasi. Mengingat
dia dipekerjakan di sini, jelas bahwa kemampuannya sudah layak.
Ketika namaku akhirnya disebutkan
dalam kombinasi tersebut, proses berpikir dalam kepalaku terputus. Aku tidak
mendengar siapa yang melawanku, jadi Aku akan bertanya, namun seseorang
memanggilku.
"Hei, pecundang, berhentilah
membuang-buang waktu dan segeralah ke sini."
Aku sangat akrab dengan suara
ini, yang sayangnya tidak bisa dikatakan suara dari orang yang dekat denganku.
“Mari mulai, rendahan.” Mars
meludah.
Aku bisa merasakan hawa dingin menusuk
ke dalam perutku saat dia mengeluarkan pedangnya yang besar dari punggungnya.
Meskipun Mars adalah manusia yang buruk, dia memiliki kemampuan yang cukup hebat.
Meskipun dia adalah bagian dari kelas 10, kemampuannya tidak bisa di remehkan,
karena alasan dia ditempatkan di kelas 10 adalah perilakunya, bukan
kemampuannya.
Aku menarik nafas dalam-dalam,
memperkuat tekadku, dan mengumpulkan kepercayaan diriku. Aku bisa melakukan
ini, Aku bisa melakukannya…. mungkin.
Aku mencabut pedangku, yang
merupakan sebuah replika dari katana, pedang yang konon terkenal di negara bagian
timur. Katana mempunyai spesialisasi dalam hal mengiris (slash), dan terkadang
menusuk (stab). Dikatakan bahwa seorang ahli pedang bisa mengiris menembus besi
dan baja dengan mudah menggunakan pedang jenis ini. Namun, untuk melakukannya, Kau
harus benar benar mempunyai ketrampilan berpedang yang luar biasa. Alasan Aku
menggunakan pedang yang tak biasa ini adalah karena pedang ini sangat cocok
denganku dan aku tak bisa memperkuat tubuhku melalui sihir.
Saat Mars dan aku saling
memelototi, Anri-sensei akhirnya berkata "Lalu ... START~!"
Mars menyerang dan mengayunkan
pedang besarnya ke arahku saat dia mendengus dengan keras.
Aku mencoba untuk menangkis-nya
dengan mengarahkan kekuatan pedangnya dan berhasil merubah laju pedangnya. Pedang
itu menghantam tanah di kananku. Aku melihat sebuah peluang dan melangkah masuk
ke bahu kiri Mars. Aku membidik lehernya dan menebasnya secepat yang kubisa.
“Lambat!” Mars berteriak saat dia
memblokir tebasanku dengan sarung tangannya (Gauntlet). Sayangnya, replika yang
kugunakan tidak setajam katana asli, jadi seranganku diblok oleh sarung tangannya.
Dia mencoba untuk mendaratkan
pukulan ke wajah setelah menahan seranganku. Aku berhasil menggerakan tubuh
bagian atasku ke kiri dan aku menggunakan momentumku untuk mencoba satu tebasan
lagi. Namun saat pedangku mendekati Mars, dia mengayun dan menangkis seranganku
dengan pedangnya. Aku terpaksa mundur beberapa langkah. Mars terus mengayun
dalam radius yang panjang. Aku menghindari semua serangannya dan mencoba untuk
mencari celah yang ada.
Kakiku terasa ringan, mencoba
untuk bergerak dalam urutan yang tidak menentu. Mars kesal dan mulai menebas
lebih cepat dengan mulutnya mengutuk ke arahku. Dia menebas ke bawah, ke atas,
dan ke samping. Setiap tebasannya semakin dekat dan hampir melukaiku dengan
parah. Hal Ini terus berlangsung sampai kami berdua terengah-engah.
Mars melambat dan bergumam pelan
"Qi".
Aku tahu pertempuran baru saja
dimulai ketika Aku mendengar itu, dan sekali lagi aku menyiapkan diri. Qi,
teknik yang berasal dari timur, jenis sihir yang meningkatkan fisikmu, memberimu
dorongan stamina, gerakan, dan kekuatan. Untuk sementara. Sisi negatifnya
adalah itu menghabiskan vitality seseorang.
Mars menerjang ke arahku dengan
kecepatan tak tertandingi, aku berguling ke samping dan berhasil menghindarinya
dengan tipis. Pedang besarnya menciptakan pusaran debu karena serangannya hanya
berhasil mengenai tanah.
“Tch! Apakah Aku ragu-ragu?
Rendahan ini… ”Mars menggerutu saat frustrasinya terlihat jelas wajahnya.
Dia mengangkat pedang besarnya
dan mengayunkannya lagi dengan kecepatan tinggi, itu tidak ada bandingannya
dengan kecepatannya saat pertarungan yang sebelumnya. Ini seperti mencoba untuk
terus menerus menghindari cakar beruang raksasa, hanya saja cakar beruang ini
memiliki panjang 1,5 meter…
Suara besi yang bersentuhan bisa
mengatakan bagaimana sengitnya pertarungan ini, tapi... sayangnya bagiku ini
hanya sepihak. Penguatan fisik Mars jauh lebih efektif daripada milikku. Aku
sekali lagi diam-diam mengutuk skill ini yang menghambat pertumbuhanku.
Meskipun Mars adalah orang yang
mengerikan, kemampuannya tidak bisa diremehkan, dia adalah salah satu peringkat
tertinggi di kelas kami. Aku hanya bisa menanganinya karena sejumlah Qi yang
bisa kuhasilkan, walaupun begitu yang bisa kulakukan kebanyakan hanya menangkis
dan menghindar, tak pernah sekalipun aku punya kesempatan untuk menyerang
balik.
Mars semakin frustrasi karena
pertarungan ini terus berlangsung, dia berteriak mengutukku sejak dia
melewatkan serangan pertamanya dengan Qi sesaat yang lalu. Aku harus memuji kapasitas
paru-parunya, berteriak sembari melawan seseorang adalah hal yang menakjubkan.
Akhirnya, Aku mencapai batasku.
Meskipun Mars memiliki pola yang mudah dibaca, dia memiliki stamina yang jauh
lebih banyak dariku, dan dan itulah kekalahanku.
"MATI!" Dia berteriak
saat dia mengayun ke samping untuk terakhir kalinya, aku tidak punya waktu untuk
menangkis, dan penglihatanku menjadi hitam saat kekuatan besar itu menghantam
dada Aku.
[POV 3rd Person]
“Oww, sakit!” Sebuah keluhan. Itu
adalah suara Nozomu.
“Oh, apakah kamu sudah bangun?”
seseorang bertanya.
Nozomu membuka matanya dan melihat
dirinya terbaring di tempat tidur ruang kesehatan. Dia mengamati sekelilingnya
dengan tenang dan melihat seorang wanita berkacamata berjas putih. Dia adalah
Norn Altina, seorang wanita yang cerdas yang merupakan perawat di akademi.
Dia mendekati Nozomu saat dia
duduk. Dia menggerakkan jarinya di depan mata Nozomu kiri, kanan, kiri, kanan,
atas, bawah. Mata Nozomu mengikuti jari itu dengan mudah. “Oke, kau sudah sadar
sepenuhnya. Apa Kau merasakan sakit di bagian tubuhmu?" Dia bertanya dengan
lembut.
"Aku sedikit sakit kepala,
dan dadaku terasa kaku, tapi tidak lebih dari itu."
"Baik. Aku sudah mengoleskan
obat ke dadamu, tetapi jika Kau masih merasa sakit, kembalilah ke sini. Itu
akan menjadi buruk jika Kau menahannya" Norn berkata sambil tersenyum.
Nozomu membalas senyumannya
"Terima kasih Norn-sensei". Dia berpikir, “Dia adalah wanita yang
dapat diandalkan dan sangat perhatian, seperti seorang kakak perempuan ”saat itu
senyumnya juga melebar.
Saat itu, suara merdu masuk ke ruangan.
“Norn ~? Bagaimana Nozomu-ku ~? ” Itu adalah guru Nozomu, Anri-sensei.
“Anri. Ini sekolah, lakukan
pekerjaanmu. ” Norn menjawab dengan nada tegas.
“Eh? Tidak ada orang di sini, tak
apa ~. "
“Dia juga ada di sini, kau tahu.”
Anri Var dan Norn Altina adalah
murid yang pernah bersekolah di Solminati Academy, mereka juga teman sekelas,
karena itu hubungan mereka dekat.
"Bagaimana perasaanmu? Kamu
baik-baik saja kan ~? ”
Anri memandang Nozomu dengan
cemas.
“Inilah alasannya…” Norn tidak
menyelesaikan kalimatnya, malah dia memulai dari awal lagi dan mendesah,
"Dia baik-baik saja, hanya memar di dadanya dan gegar otak ringan."
“Ya, aku baik-baik saja,” kata
Nozomu sambil tersenyum kecil.
“Aku senang ~. Aku khawatir Kamu
tahu~ akan buruk jika ada luka permanen di tubuhmu~. ” Ucap Anri sambil
tersenyum.
"Tidak apa-apa Anri, dia
tidak akan pensiun dalam waktu dekat jika hanya di level seperti ini,"
kata Norn dengan sedikit sarkasme.
“Norn dingin.” Ucap Anri dengan
pipi mengembang (puffed cheeks).
“Tidak apa untuk khawatir, tapi
jangan terlalu protektif. Anri, Kau harus mempercayai siswamu agar mereka
tumbuh dengan baik. "
Meskipun mereka berdebat satu
sama lain, orang dapat mengatakan bahwa ini bukanlah sebuah argumen berat. Ada kepercayaan
di antara mereka saat bercakap-cakap.
Nozomu melirik ke arah jendela di
ruang kesehatan dan melihat matahari sudah terbenam. Dia dipenuhi dengan
perasaan tergesa-gesa dan dengan cepat mengambil barang-barangnya.
“Terima kasih, Norn-sensei, dan
Anri-sensei. Permisi, Aku harus pergi! ”
Hanya butuh 3 detik dan dia
menghilang dari tempat itu.
“Apakah dia orang yang sering
digosipkan? Kulihat rumor itu tidak bisa diandalkan. "
“Benar ~”.
Mereka berdua tersenyum lembut,
menatap pintu ruang kesehatan yang kosong.
[POV Norn Altina]
Nozomu Bountis.
Karena insiden tertentu, dia
jatuh ke peringkat yang paling bawah di kelasnya, dan sejak itu dia menjadi
bahan ejekan. Aku tidak berpikir dua kali tentang rumor yang beredar, tetapi
ketika Aku merawatnya hari ini, Aku tahu fakta bahwa dia sama sekali bukanlah
orang yang ada di rumor itu.
Ketika dia pertama kali dibawa
masuk, Aku harus melepas pakaiannya untuk memeriksa kondisi fisiknya. Namun, Aku
terkejut dengan kondisinya. Tubuhnya luar biasa bugar, dengan ototnya yang
terlatih dan mengeras di tubuhnya. Aku tidak akan pernah percaya ini adalah tubuh
milik seorang siswa dan terutama bukanlah siswa terendah.
Namun, hal yang paling
mengejutkan adalah bekas luka itu. Ada jejak pertempuran dan latihan yang tak
terhitung jumlahnya tercetak di tubuhnya. Tubuhnya sebanding dengan tubuh
seorang petualang veteran, bahkan mungkin lebih dari itu. Mungkin rumor disekelilingnya
karena skill yang mengikatnya dan sebagai mantan dari Red-Haired Princess.
Skill-nya jika Kau tahu, adalah
sesuatu yang dia dapatkan selama hidupnya pada tahun pertama.
Skill adalah istilah luas untuk
kemampuan yang bersatu dengan seseorang tanpa memandang ras. Ketika skill
dikembangkan dan dipelihara, orang tersebut dapat menerima berbagai manfaat tergantung
pada aspek skill yang dimiliki. Ada banyak sekali perbedaan kemungkinan.
Seseorang dapat memiliki skill yang meningkatkan sihirnya, atau mungkin meningkatkan
kemampuan fisik seseorang.
Namun, skill Nozomu adalah "Ability
Suppression".
Ketika aktif, skill itu hanya
berfungsi untuk menekan kemampuan dari pemiliknya-nya, membuat kemampuannya tidak berkembang sampai level tertentu. Tingkat penekanan ini bervariasi dari orang ke orang, tetapi
dalam kasusnya kekuatan fisik, sihir, dan moral sangat ditekan. Ini berarti dia
memiliki handicap yang sangat besar. Meskipun itu adalah skill yang sangat
langka, itu tidak ada manfaatnya, hanya ada kerugian.
Kemampuan Nozomu bisa
ditingkatkan dengan item, sihir, dan Qi, tetapi efeknya pasti menjadi
berkali-kali lebih rendah dari apa yang manusia normal akan dapatkan. Ini yang menjadi
penyebab utama turunnya nilainya dan menjadikannya ke peringkat paling bawah di
kelas 10. Satu-satunya alasan dia berhasil naik ke tahun ke-2, adalah karena
dia memiliki nilai yang cukup pada hasil tes tertulisnya.
“Aku bisa mengerti kenapa kau
peduli padanya.” Kataku pada Anri, dengan ekspresi serius.
“Mungkin ~. Semua orang
mengatakan hal-hal buruk tentang Nozomu, tapi dia melakukan yang terbaik. ” Anri
menghela nafas dan melihat ke lantai.
"Aku ingin dia dihormati,
dan aku ingin kerja kerasnya dihargai ~."
Meskipun Anri biasanya ceroboh
dan tidak bisa diandalkan, dia memiliki mata yang tajam untuk siswanya. Dia
hanya mendengar rumor buruk tentangnya, namun rumor itu sama sekali tidak cocok
dengan tindakannya.
“Aku tidak yakin mengapa dia melangkah sejauh ini, tetapi dia bekerja sangat keras. Aku ingin mendukungnya sebagai guru dan sebagai manusia~ ”gumam Anri.
0 comments:
Post a Comment