Wednesday, May 26, 2021

Dragon Chain Ori : Chapter 1 Part 1

Dragon Chain Ori

Chapter 1 Part 1

Solminati Academy, tempat berkumpulnya anak muda dari seluruh benua. Akademi yang dipenuhi dengan impian, harapan, dan ambisi. Akademi ini berlandaskan pada prinsip yang sederhana – meritokrasi* --. Tempat ini tak ada ampun bagi seseorang yang tak dapat mendapat hasil yang memuaskan. Mereka yang dapat mencapainya akan dihormati  dan bagi yang tidak, akan dibuang. Ketika Aku, Nozomu Bountis, sedang bersantai di atap yang cerah, Aku mengingat pengalamanku dengan Solminati Academy sejauh ini.

[TN : Meritrokrasi singkatnya adalah kemampuanmu menentukan bagaimana kau akan diperlakukan]

Aku tiba di sekolah ini dua tahun yang lalu dengan dua teman masa kecilku, Ken Notis , Sahabatku sejak kecil  dan Lisa Hounds, kekasihku. Lisa benar-benar cantik, dengan rambut kuncir kuda berwarna merah sebagai ciri khasnya.

Aku masih ingat hari dimana Aku bertemu dirinya dengan jelas. Saat itu Aku baru berusia delapan tahun, saat memancing di sungai dekat desa kami, seorang gadis dengan rambut merah pendek mendekatiku.

“H- Halo! Apakah kamu luang ? ”

Saat kulihat siapa yang berbicara, untuk sesaat pikiranku menjadi linglung. Wajah nya yang memerah dan ekspresi malunya memikatku. Ku pikir Aku jatuh cinta padanya tepat pada saat itu.

Kami mulai berbicara dan dia bercerita tentang dirinya. Keluarganya sering berpindah-pindah antar negara. Namun, saat ayahnya meninggal, ibunya memutuskan untuk kembali ke desa ini dan menetap disini agar dia bisa membesarkan Lisa dengan baik. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia menghormati ayahnya yang merupakan petualang. Petualang persis seperti yang orang pikirkan, seseorang yang menemukan tempat baru dan selalu dihadapi dengan bahaya tiap waktunya.

Pada saat itu, Aku tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang petualang atau pergi berpetualang. Namun, saat itu Aku masih kecil dan hanya seorang bocah, Aku terpesona oleh kisah pahlawan pada jaman dahulu. Itulah mengapa kisah yang diceritakan Lisa tentang ayahnya membuatku terpesona. Kisah-kisah pahlawan yang kami ceritakan satu sama lain membuat kami tidak sadar akan waktu yang telah berjalan. Kami akhirnya berbicara sampai malam, meskipun ini baru pertemuan pertama kami.

Seiring berjalannya waktu, kami akhirnya menjadi sepasang kekasih. Pada satu titik, Lisa memberitahuku mimpi-nya, dia ingin memasuki Solminati Academy. Motivasi dibalik keputusan ini adalah bahwa dia ingin mengikuti jejak ayahnya, dia ingin menjadi seorang petualang yang dapat melihat dunia dengan cara yang sama seperti ayahnya. Saat dia selesai menjelaskan alasannya kepadaku, dia menunjukkan kecemasan dan menunggu reaksiku. Pada saat itu, Aku memutuskan untuk memasuki Solminati Academy bersamanya, jadi Aku bisa mendukung mimpinya. Saat itu motivasi-ku sangat kuat, dengan cintaku padanya sebagai pendorong utama dan tepat saat itu Aku bersumpah di hatiku untuk membantu Lisa mencapai tujuannya.

Saat Aku mengatakan keputusanku padanya, dia mulai menangis.

“Kamu akan melakukannya untukku?” tanyanya dengan suara gemetar dan pelan.

"Jika gadis yang kucintai ingin mewujudkan mimpinya, aku akan mendukungnya dengan semua yang kumiliki"

Aku menjawab dengan tegas.

Dia memelukku erat-erat, dan matanya terlihat gembira. Dia terisak di dadaku saat aku memeluknya.

Dia terisak sambil berkata beberapa kata samar, "Terima kasih Nozomu ... Aku senang ... sangat senang" saat dia mengencangkan pelukannya di sekitarku.

***

Aku tiba-tiba terbangun dari lamunanku saat bel sekolah berbunyi, menandakan akhir istirahat makan siang. Aku mendesah pelan dan mulai berdiri membersihkan debu yang ada di bajuku. Aku pergi untuk kelas siang yang perlu kuhadiri dengan pikiranku yang masih berisi tentang sumpah yang tidak bisa lagi ku penuhi.

Aku menghadiri kelas 10, yang kebetulan merupakan kelas dengan peringkat terendah di tahun ke-2. Di dalam kelas, Aku berada di titik yang paling rendah dan merupakan sasaran empuk bagi para pembully. Saat memasuki kelas, hanya penghinaan dan olokan yang menyambutku.

Aku mendengar berbagai bisikan dan cemooh-an ketika menemukan tempat dudukku.

“Si rendahan di sini lagi.”

“Aku berharap dia menghilang saja.”

“Kenapa dia tidak keluar saja?”

Suara-suara tak berperasaan itu mengguncang hatiku dengan rasa takut dan perasaan tidak enak mulai terasa di perutku. Aku berusaha untuk tidak membiarkannya terlihat di luar dengan mengabaikan semua orang. Saat Aku duduk di kursiku, tiga dari teman sekelasku yang paling tidak ingin kutemui mendekati ku dan berkumpul di sekitar tempat dudukku.

“Apa tujuanmu datang ke sini?” Mars, pemimpin mereka dan pria besar di tengah, berkata dengan nada menghina dan menyindir, seolah-olah dia benar-benar bingung denganku.

Kedua anteknya mencibir, lalu mengikutinya dengan nada mengejek,

“Aku harap kau menyerah, apa kau tidak menyadari itu sia-sia?”

“Fakta dimana Kau berpikir bahwa Kau berada di level yang sama dengan kami sangatlah menjijikkan.”

Mars melihat sekeliling, memastikan orang melihat perbuatannya.

“Oh, tak ada yang bisa kau katakan huh? Masuk akal. Yah, dia dibuang oleh Red-Haired Princess. Bukankah lebih baik dia berhenti bermimpi? ” Mars tertawa.

Tawa Mars menciptakan efek domino dengan segera hampir semua orang di kelas tertawa bersama dengan ejekannya.

Saat Aku terus melihat ke bawah, mengabaikan semuanya. Mars semakin kesal, dia memukul mejaku dengan telapak tangannya dan berbicara dengan tenang namun berisi nada jijik, “Hei, mau sampai kapan kau akan mengabaikan kami? Apa Kau akan terus mengabaikan kenyataan? "

Bersamaan dengan guru yang datang ke kelas, Aku menggigit bibirku dalam kemarahan. “Apa yang sebenarnya kalian lakukan?" Mars dan anak buahnya berbalik, menjawab dengan cekikikan, “Tidak ada, hanya mengobrol sedikit dengan Nozomu di sini. ”

Guru kami berdiri diam melihat ketiganya, sebelum pergi ke tempatnya di depan kelas.

Guru memulai menerangkan materinya yang lama, “Jadi seperti yang kalian semua tahu, sihir adalah proses dari menguatkan kekuatan mental dari dalam dirimu sendiri. Dengan terus menerus memperkuat kekuatan mental, Kalian dapat mewujudkan elemen sihir yang berbeda. Sihir bisa digunakan untuk banyak hal, Kau dapat memperkuat tubuhmu, Kau dapat mempengaruhi dunia di sekitarmu,…........... ”

Pikiranku melayang dan mulai memikirkan apa yang Mars katakan kepadaku tadi. Aku teringat akan adegan menyakitkan ketika Lisa mencampakkan ku. Wajahnya saat itu membuat seluruh tubuhku menggigil, aku masih bisa mendengar kata-katanya yang penuh rasa jijik saat dia mengakhiri semuanya.

Lisa mendapat julukan Red-Haired Princess karena kemampuannya yang luar biasa dan penampilannya. Dia dihormati dan dipandang tinggi, yang mana itu berkebalikan denganku. Penampilanku normal, tidak memiliki ciri khas seperti Lisa, nilaiku mengerikan, dan bukannya dihormati aku sama sekali tidak dihormati dan malah diremehkan. Masuk akal jika Aku menjadi target bagi orang lain, mengingat Aku berkencan dengan Lisa yang dianggap sebagi orang yang berkebalikan dariku. Sudah jelas bahwa Aku akan menjadi sasaran kecemburuan dan kebencian saat dia putus denganku. Selain ini, semua teman yang ku pikir telah kumiliki, berbalik kepadaku saat kami putus.

Aku tidak tahu bagaimana Aku bisa berakhir seperti ini, Aku juga tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuk mencegahnya, tapi Aku yakin salah satu alasannya adalah karena ketidakmampuanku untuk maju ke depan. Kemajuanku stabil ketika pertama kali aku masuk di akademi ini, walaupun itu lambat. Namun, Aku selalu bekerja keras. Namun pada satu titik, Aku di cegat oleh sebuah dinding dan sampai saat ini aku belum bisa mengatasinya. Rasanya seperti ada rantai yang menali semua tubuhku di satu tempat, menolak untuk membiarkan Aku maju lebih jauh.

Meskipun terus bertahan dengan keadaan ini aku merasa kesepian. Aku mengikuti kelas dengan serius dan aku bahkan disiplin dengan diriku sendiri. Aku masih bekerja keras untuk menepati sumpah yang telah kubuat, meskipun tidak yakin apakah Aku akan memenuhinya atau tidak.

Begitulah caraku hidup dalam beberapa waktu yang lalu. Namun, seolah-olah dunia tidak cukup kejam, Aku kemudian mengetahui bahwa Lisa sudah mulai berkencan dengan sahabat masa kecil kami, Ken Notis. Saat Aku melihat mereka selama latihan, Aku menyadari bahwa mereka memang cocok saat bersama. Dengan hati masam, Aku harus mengakui bahwa mereka menunjukkan kerja sama tim yang luar biasa ketika mereka mengalahkan pasangan lain dalam latihan tempur (mock battle) 2v2. Aku hanya bisa menggigit bibirku dan dipaksa untuk memahami fakta bahwa aku tidak punya tempat di sampingnya atau bahkan hatinya.

***

Setelah pelajaran di kelas, sekarang saatnya untuk pelajaran praktek di tempat pelatihan (Training Ground). Selain tempat pelatihan, terdapat beberapa fasilitas di sekolah ini, di mana seseorang bisa bereksperimen dengan hal-hal yang lain, misalnya sihir. Siswa dibagi diantara fasilitas-fasilitas ini, sehingga masing-masing siswa dapat mempelajari kemampuan apa pun yang mereka inginkan. Tempat pelatihan dimana kami berada, dibagi menjadi beberapa area, tempat ini dibagi agar kelas yang lain dapat menggunakannya pada waktu yang sama.

Fokus latihan hari ini adalah pertarungan pribadi atau 1v1 dan setiap siswa harus melawan automaton dengan pedang simulasi yang sudah disediakan. Automaton adalah boneka yang telah di infus dengan kekuatan sihir yang bisa bertindak seperti pendekar pedang amatir. Sayangnya, Karena Aku di kelas 10 kualitas Automaton ini cukup buruk, daripada bertindak seperti pendekar pedang amatir, itu lebih bertindak seperti seorang pemabuk dengan pedang di tangannya.

Ketika kami telah menyelesaikan pemanasan guru kami berteriak dengan keras, “Berikutnya adalah latihan tempur berpasangan, dan aku akan mengumumkan siapa akan melawan siapa ~. " Dia kemudian mulai mengumumkan pasangan yang berbeda-beda.

Anri Var, guru kelas 10 kami, pada pandangan pertama dia tampak seperti wanita yang lembut – dan memanglah begitu dan dia memiliki keunikannya tersendiri. Dia memiliki rambut coklat bergelombang, mata lembut, dan itu membuat dirinya memiliki wajah yang cantik. Namun pada pandangan kedua, orang bisa tahu kalau dia punya beberapa baut yang lepas di dalam kepalanya. Opini umum para siswa adalah bahwa dia tidak benar-benar cocok untuk akademi ini, yang berlandaskan pada meritokrasi. Mengingat dia dipekerjakan di sini, jelas bahwa kemampuannya sudah layak.

Ketika namaku akhirnya disebutkan dalam kombinasi tersebut, proses berpikir dalam kepalaku terputus. Aku tidak mendengar siapa yang melawanku, jadi Aku akan bertanya, namun seseorang memanggilku.

"Hei, pecundang, berhentilah membuang-buang waktu dan segeralah ke sini."

Aku sangat akrab dengan suara ini, yang sayangnya tidak bisa dikatakan suara dari orang yang dekat denganku.

“Mari mulai, rendahan.” Mars meludah.

Aku bisa merasakan hawa dingin menusuk ke dalam perutku saat dia mengeluarkan pedangnya yang besar dari punggungnya. Meskipun Mars adalah manusia yang buruk, dia memiliki kemampuan yang cukup hebat. Meskipun dia adalah bagian dari kelas 10, kemampuannya tidak bisa di remehkan, karena alasan dia ditempatkan di kelas 10 adalah perilakunya, bukan kemampuannya.

Aku menarik nafas dalam-dalam, memperkuat tekadku, dan mengumpulkan kepercayaan diriku. Aku bisa melakukan ini,  Aku bisa melakukannya…. mungkin.

Aku mencabut pedangku, yang merupakan sebuah replika dari katana, pedang yang konon terkenal di negara bagian timur. Katana mempunyai spesialisasi dalam hal mengiris (slash), dan terkadang menusuk (stab). Dikatakan bahwa seorang ahli pedang bisa mengiris menembus besi dan baja dengan mudah menggunakan pedang jenis ini. Namun, untuk melakukannya, Kau harus benar benar mempunyai ketrampilan berpedang yang luar biasa. Alasan Aku menggunakan pedang yang tak biasa ini adalah karena pedang ini sangat cocok denganku dan aku tak bisa memperkuat tubuhku melalui sihir.

Saat Mars dan aku saling memelototi, Anri-sensei akhirnya berkata "Lalu ... START~!"

Mars menyerang dan mengayunkan pedang besarnya ke arahku saat dia mendengus dengan keras.

Aku mencoba untuk menangkis-nya dengan mengarahkan kekuatan pedangnya dan berhasil merubah laju pedangnya. Pedang itu menghantam tanah di kananku. Aku melihat sebuah peluang dan melangkah masuk ke bahu kiri Mars. Aku membidik lehernya dan menebasnya secepat yang kubisa.

“Lambat!” Mars berteriak saat dia memblokir tebasanku dengan sarung tangannya (Gauntlet). Sayangnya, replika yang kugunakan tidak setajam katana asli, jadi seranganku diblok oleh sarung tangannya.

Dia mencoba untuk mendaratkan pukulan ke wajah setelah menahan seranganku. Aku berhasil menggerakan tubuh bagian atasku ke kiri dan aku menggunakan momentumku untuk mencoba satu tebasan lagi. Namun saat pedangku mendekati Mars, dia mengayun dan menangkis seranganku dengan pedangnya. Aku terpaksa mundur beberapa langkah. Mars terus mengayun dalam radius yang panjang. Aku menghindari semua serangannya dan mencoba untuk mencari celah yang ada.

Kakiku terasa ringan, mencoba untuk bergerak dalam urutan yang tidak menentu. Mars kesal dan mulai menebas lebih cepat dengan mulutnya mengutuk ke arahku. Dia menebas ke bawah, ke atas, dan ke samping. Setiap tebasannya semakin dekat dan hampir melukaiku dengan parah. Hal Ini terus berlangsung sampai kami berdua terengah-engah.

Mars melambat dan bergumam pelan "Qi".

Aku tahu pertempuran baru saja dimulai ketika Aku mendengar itu, dan sekali lagi aku menyiapkan diri. Qi, teknik yang berasal dari timur, jenis sihir yang meningkatkan fisikmu, memberimu dorongan stamina, gerakan, dan kekuatan. Untuk sementara. Sisi negatifnya adalah itu menghabiskan vitality seseorang.

Mars menerjang ke arahku dengan kecepatan tak tertandingi, aku berguling ke samping dan berhasil menghindarinya dengan tipis. Pedang besarnya menciptakan pusaran debu karena serangannya hanya berhasil mengenai tanah.

“Tch! Apakah Aku ragu-ragu? Rendahan ini… ”Mars menggerutu saat frustrasinya terlihat jelas wajahnya.

Dia mengangkat pedang besarnya dan mengayunkannya lagi dengan kecepatan tinggi, itu tidak ada bandingannya dengan kecepatannya saat pertarungan yang sebelumnya. Ini seperti mencoba untuk terus menerus menghindari cakar beruang raksasa, hanya saja cakar beruang ini memiliki panjang 1,5 meter…

Suara besi yang bersentuhan bisa mengatakan bagaimana sengitnya pertarungan ini, tapi... sayangnya bagiku ini hanya sepihak. Penguatan fisik Mars jauh lebih efektif daripada milikku. Aku sekali lagi diam-diam mengutuk skill ini yang menghambat pertumbuhanku.

Meskipun Mars adalah orang yang mengerikan, kemampuannya tidak bisa diremehkan, dia adalah salah satu peringkat tertinggi di kelas kami. Aku hanya bisa menanganinya karena sejumlah Qi yang bisa kuhasilkan, walaupun begitu yang bisa kulakukan kebanyakan hanya menangkis dan menghindar, tak pernah sekalipun aku punya kesempatan untuk menyerang balik.

Mars semakin frustrasi karena pertarungan ini terus berlangsung, dia berteriak mengutukku sejak dia melewatkan serangan pertamanya dengan Qi sesaat yang lalu. Aku harus memuji kapasitas paru-parunya, berteriak sembari melawan seseorang adalah hal yang menakjubkan.

Akhirnya, Aku mencapai batasku. Meskipun Mars memiliki pola yang mudah dibaca, dia memiliki stamina yang jauh lebih banyak dariku, dan dan itulah kekalahanku.

"MATI!" Dia berteriak saat dia mengayun ke samping untuk terakhir kalinya, aku tidak punya waktu untuk menangkis, dan penglihatanku menjadi hitam saat kekuatan besar itu menghantam dada Aku.

 

[POV 3rd Person]

“Oww, sakit!” Sebuah keluhan. Itu adalah suara Nozomu.

“Oh, apakah kamu sudah bangun?” seseorang bertanya.

Nozomu membuka matanya dan melihat dirinya terbaring di tempat tidur ruang kesehatan. Dia mengamati sekelilingnya dengan tenang dan melihat seorang wanita berkacamata berjas putih. Dia adalah Norn Altina, seorang wanita yang cerdas yang merupakan perawat di akademi.

Dia mendekati Nozomu saat dia duduk. Dia menggerakkan jarinya di depan mata Nozomu kiri, kanan, kiri, kanan, atas, bawah. Mata Nozomu mengikuti jari itu dengan mudah. “Oke, kau sudah sadar sepenuhnya. Apa Kau merasakan sakit di bagian tubuhmu?" Dia bertanya dengan lembut.

"Aku sedikit sakit kepala, dan dadaku terasa kaku, tapi tidak lebih dari itu."

"Baik. Aku sudah mengoleskan obat ke dadamu, tetapi jika Kau masih merasa sakit, kembalilah ke sini. Itu akan menjadi buruk jika Kau menahannya" Norn berkata sambil tersenyum.

Nozomu membalas senyumannya "Terima kasih Norn-sensei". Dia berpikir, “Dia adalah wanita yang dapat diandalkan dan sangat perhatian, seperti seorang kakak perempuan ”saat itu senyumnya juga melebar.

Saat itu, suara merdu masuk ke ruangan. “Norn ~? Bagaimana Nozomu-ku ~? ” Itu adalah guru Nozomu, Anri-sensei.

“Anri. Ini sekolah, lakukan pekerjaanmu. ” Norn menjawab dengan nada tegas.

“Eh? Tidak ada orang di sini, tak apa ~. "

“Dia juga ada di sini, kau tahu.”

Anri Var dan Norn Altina adalah murid yang pernah bersekolah di Solminati Academy, mereka juga teman sekelas, karena itu hubungan mereka dekat.

"Bagaimana perasaanmu? Kamu baik-baik saja kan ~? ”

Anri memandang Nozomu dengan cemas.

“Inilah alasannya…” Norn tidak menyelesaikan kalimatnya, malah dia memulai dari awal lagi dan mendesah, "Dia baik-baik saja, hanya memar di dadanya dan gegar otak ringan."

“Ya, aku baik-baik saja,” kata Nozomu sambil tersenyum kecil.

“Aku senang ~. Aku khawatir Kamu tahu~ akan buruk jika ada luka permanen di tubuhmu~. ” Ucap Anri sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa Anri, dia tidak akan pensiun dalam waktu dekat jika hanya di level seperti ini," kata Norn dengan sedikit sarkasme.

“Norn dingin.” Ucap Anri dengan pipi mengembang (puffed cheeks).

“Tidak apa untuk khawatir, tapi jangan terlalu protektif. Anri, Kau harus mempercayai siswamu agar mereka tumbuh dengan baik. "

Meskipun mereka berdebat satu sama lain, orang dapat mengatakan bahwa ini bukanlah sebuah argumen berat. Ada kepercayaan di antara mereka saat bercakap-cakap.

Nozomu melirik ke arah jendela di ruang kesehatan dan melihat matahari sudah terbenam. Dia dipenuhi dengan perasaan tergesa-gesa dan dengan cepat mengambil barang-barangnya.

“Terima kasih, Norn-sensei, dan Anri-sensei. Permisi, Aku harus pergi! ”

Hanya butuh 3 detik dan dia menghilang dari tempat itu.

“Apakah dia orang yang sering digosipkan? Kulihat rumor itu tidak bisa diandalkan. "

“Benar ~”.

Mereka berdua tersenyum lembut, menatap pintu ruang kesehatan yang kosong.

 

[POV Norn Altina]

Nozomu Bountis.

Karena insiden tertentu, dia jatuh ke peringkat yang paling bawah di kelasnya, dan sejak itu dia menjadi bahan ejekan. Aku tidak berpikir dua kali tentang rumor yang beredar, tetapi ketika Aku merawatnya hari ini, Aku tahu fakta bahwa dia sama sekali bukanlah orang yang ada di rumor itu.

Ketika dia pertama kali dibawa masuk, Aku harus melepas pakaiannya untuk memeriksa kondisi fisiknya. Namun, Aku terkejut dengan kondisinya. Tubuhnya luar biasa bugar, dengan ototnya yang terlatih dan mengeras di tubuhnya. Aku tidak akan pernah percaya ini adalah tubuh milik seorang siswa dan terutama bukanlah siswa terendah.

Namun, hal yang paling mengejutkan adalah bekas luka itu. Ada jejak pertempuran dan latihan yang tak terhitung jumlahnya tercetak di tubuhnya. Tubuhnya sebanding dengan tubuh seorang petualang veteran, bahkan mungkin lebih dari itu. Mungkin rumor disekelilingnya karena skill yang mengikatnya dan sebagai mantan dari Red-Haired Princess.

Skill-nya jika Kau tahu, adalah sesuatu yang dia dapatkan selama hidupnya pada tahun pertama.

Skill adalah istilah luas untuk kemampuan yang bersatu dengan seseorang tanpa memandang ras. Ketika skill dikembangkan dan dipelihara, orang tersebut dapat menerima berbagai manfaat tergantung pada aspek skill yang dimiliki. Ada banyak sekali perbedaan kemungkinan. Seseorang dapat memiliki skill yang meningkatkan sihirnya, atau mungkin meningkatkan kemampuan fisik seseorang.

Namun, skill Nozomu adalah "Ability Suppression".

Ketika aktif, skill itu hanya berfungsi untuk menekan kemampuan dari pemiliknya-nya, membuat kemampuannya tidak berkembang sampai level tertentu. Tingkat penekanan ini bervariasi dari orang ke orang, tetapi dalam kasusnya kekuatan fisik, sihir, dan moral sangat ditekan. Ini berarti dia memiliki handicap yang sangat besar. Meskipun itu adalah skill yang sangat langka, itu tidak ada manfaatnya, hanya ada kerugian.

Kemampuan Nozomu bisa ditingkatkan dengan item, sihir, dan Qi, tetapi efeknya pasti menjadi berkali-kali lebih rendah dari apa yang manusia normal akan dapatkan. Ini yang menjadi penyebab utama turunnya nilainya dan menjadikannya ke peringkat paling bawah di kelas 10. Satu-satunya alasan dia berhasil naik ke tahun ke-2, adalah karena dia memiliki nilai yang cukup pada hasil tes tertulisnya.

“Aku bisa mengerti kenapa kau peduli padanya.” Kataku pada Anri, dengan ekspresi serius.

“Mungkin ~. Semua orang mengatakan hal-hal buruk tentang Nozomu, tapi dia melakukan yang terbaik. ” Anri menghela nafas dan melihat ke lantai.

"Aku ingin dia dihormati, dan aku ingin kerja kerasnya dihargai ~."

Meskipun Anri biasanya ceroboh dan tidak bisa diandalkan, dia memiliki mata yang tajam untuk siswanya. Dia hanya mendengar rumor buruk tentangnya, namun rumor itu sama sekali tidak cocok dengan tindakannya.

“Aku tidak yakin mengapa dia melangkah sejauh ini, tetapi dia bekerja sangat keras. Aku ingin mendukungnya sebagai guru dan sebagai manusia~ ”gumam Anri.


-----------------------------------------------------------------------------------



0 comments:

Post a Comment